Pemberian nama operasi dikhawatirkan memicu ketegangan.
Pasukan Irak dan paramiliter syiah (REUTERS)
Juru bicara paramiliter yang dikutip Channel News Asia, Rabu, 27 Mei 2015, mengatakan operasi ditujukan untuk mengisolasi Anbar, sepuluh hari setelah ISIS berhasil merebut Ramadi.
"Tujuan operasi adalah membebaskan kawasan antara Salaheddin dan Anbar, untuk mengisolasi provinsi Anbar," kata Ahmed al-Assadi, juru bicara Hashed al-Shaabi, kelompok yang terdiri dari milisi dan sukarelawan Syiah.
Assadi mengatakan operasi itu mereka namakan "Operation Labaik ya Hussein," merujuk pada salah satu imam dalam aliran Syiah. Penamaan operasi itu dikhawatirkan bakal memicu ketegangan sektarian.
"Saya pikir itu tidak membantu," kata juru bicara Pentagon Kolonel Steven Warren. "Kami telah lama mengatakan, kunci kemenangan, kunci untuk mengusir ISIS dari Irak adalah mempersatukan Irak."
Pasukan Irak yang dibantu milisi Syiah berhasil dalam operasi merebut Tikrit dari ISIS, awal April lalu. Washington kemudian memaksa pemerintah Irak, untuk tidak lagi melibatkan milisi Syiah.
Namun tanpa milisi Syiah, ribuan pasukan Irak dengan mudah dikalahkan hanya oleh ratusan militan ISIS di Ramadi, membuat PM Irak kembali meminta bantuan milisi Syiah.
Jatuhnya Ramadi juga dinilai sebagai kekalahan dan kegagalan strategi Amerika Serikat (AS). Pasukan Irak dilaporkan telah memebuat perkembangan positif dalam beberapa hari terakhir.
Seorang perwira pasukan pemerintah Irak mengatakan, pasukannya yang dibantu paramiliter Hashed al-Shaabi, berhasil merebut wilayah selatan dan barat Ramadi.
"Pasukan Irak dan Hashed al-Shaabi kini berhasil menutup semua rute pasokan ISIS di Ramadi," kata anggota dewan provinsi Arkan Khalaf al-Tarmuz.
Credit VIVA.co.id