MANILA (CB) – Pemerintah Filipina menyatakan sangat membutuhkan komitmen kuat Amerika Serikat (AS) dalam membantu negaranya dalam konflik Laut China Selatan. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) Filipina, Voltaire Gazmin.
Menhan Gazmin dijadwalkan menemui Menhan AS, Ash Carter, pada Rabu 27 Mei 2015 di Hawai untuk meminta komitmen kuat AS dalam membantu Filipina menghalau setiap ancaman dari Pemerintah China yang sudah menyatakan klaimnya atas wilayah Laut China Selatan.
“Saya akan menemui Menhan Carter dan menanyakan sejauh mana komitmen mereka (AS) dalam membantu kami. Sejauh apa bantuan yang bisa mereka berikan untuk kami, karena sekarang kami sedang tertekan oleh China,” ujar Menhan Gazmin, seperti dilansir IB Times, Senin (25/5/2015).
“Kami merasa prihatin tentang apa yang terjadi di Laut Barat Filipina (diklaim China sebagai Laut Selatan China). Kebebasan navigasi laut, kebebasan penerbangan telah terganggu akibat klaim China atas wilayah tersebut. Pesawat mata-mata AS bahkan diusir oleh Angkatan Laut China, padahal pesawat itu terbang di wilayah udara internasional,” sambungnya.
Sebagaimana diberitakan, Pemerintah Filipina diketahui telah bekerja sama dengan militer Amerika Serikat (AS) untuk mengadakan latihan perang bersama. Filipina diduga sedang mencari dukungan militer dan diplomatik dari AS untuk menghalau ancaman dan peringatan China yang telah menegaskan kedaulatannya atas kawasan Laut China Selatan yang disengketakan.
Permintaan Filipina tersebut ternyata mendapat respon positif oleh AS. Negeri Paman Sam itu diketahui telah banyak terlibat dalam konflik Laut China Selatan. Pihak Pentagon AS bahkan telah mempertimbangkan untuk mengirim kapal perang ke wilayah konflik tersebut.
Baru-baru ini Angkatan Laut China dilaporkan memergoki pesawat mata-mata AS yang sedang terbang rendah di atas wilayah Laut China Selatan. Kapal perang China pun mengusir pesawat mata-mata AS tersebut.
Pemerintah China yang mengetahui hal itu geram atas tindakan pesawat mata-mata AS. Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei.
Menurutnya, pesawat AS itu sedang memata-matai aktivitas Angkatan Laut China, dan dapat mengancam pulau-pulau serta terumbu karang milik China.
Menhan Gazmin dijadwalkan menemui Menhan AS, Ash Carter, pada Rabu 27 Mei 2015 di Hawai untuk meminta komitmen kuat AS dalam membantu Filipina menghalau setiap ancaman dari Pemerintah China yang sudah menyatakan klaimnya atas wilayah Laut China Selatan.
“Saya akan menemui Menhan Carter dan menanyakan sejauh mana komitmen mereka (AS) dalam membantu kami. Sejauh apa bantuan yang bisa mereka berikan untuk kami, karena sekarang kami sedang tertekan oleh China,” ujar Menhan Gazmin, seperti dilansir IB Times, Senin (25/5/2015).
“Kami merasa prihatin tentang apa yang terjadi di Laut Barat Filipina (diklaim China sebagai Laut Selatan China). Kebebasan navigasi laut, kebebasan penerbangan telah terganggu akibat klaim China atas wilayah tersebut. Pesawat mata-mata AS bahkan diusir oleh Angkatan Laut China, padahal pesawat itu terbang di wilayah udara internasional,” sambungnya.
Sebagaimana diberitakan, Pemerintah Filipina diketahui telah bekerja sama dengan militer Amerika Serikat (AS) untuk mengadakan latihan perang bersama. Filipina diduga sedang mencari dukungan militer dan diplomatik dari AS untuk menghalau ancaman dan peringatan China yang telah menegaskan kedaulatannya atas kawasan Laut China Selatan yang disengketakan.
Permintaan Filipina tersebut ternyata mendapat respon positif oleh AS. Negeri Paman Sam itu diketahui telah banyak terlibat dalam konflik Laut China Selatan. Pihak Pentagon AS bahkan telah mempertimbangkan untuk mengirim kapal perang ke wilayah konflik tersebut.
Baru-baru ini Angkatan Laut China dilaporkan memergoki pesawat mata-mata AS yang sedang terbang rendah di atas wilayah Laut China Selatan. Kapal perang China pun mengusir pesawat mata-mata AS tersebut.
Pemerintah China yang mengetahui hal itu geram atas tindakan pesawat mata-mata AS. Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei.
Menurutnya, pesawat AS itu sedang memata-matai aktivitas Angkatan Laut China, dan dapat mengancam pulau-pulau serta terumbu karang milik China.
Credit Okezone