Kamis, 28 Mei 2015

Malaysia Tahan 12 Polisi Terkait Kuburan Massal Imigran


Malaysia Tahan 12 Polisi Terkait Kuburan Massal Imigran 
 Dua belas pejabat polisi Malaysia telah ditahan karena diduga terkait dengan kamp-kamp perdagangan manusia di sepanjang perbatasan negara itu dan Thailand. (Reuters/Damir Sagolj)
 
Jakarta, CB -- Dua belas pejabat polisi Malaysia telah ditahan karena diduga terkait dengan kamp-kamp perdagangan manusia di sepanjang perbatasan negara itu dan Thailand.

Deputi Menteri Dalam Negeri Malaysia, Wan Junaidi Tuanku Jaafar, berbicara sehari setelah tim forensik polisi memulai penggalian jasad dari 139 kuburan massal, yang ditemukan di sekitar 28 kamp di enam lokasi sepanjang 50 km perbatasan dengan Thailand.

"Meskipun ada 139 kuburan, kami belum berhasil menggali semuanya,” kata Wan Juanaidi kepada wartawan di parlemen Malaysia pada Rabu (27/5) dikutip dari Reuters.

"Forensik harus melakukannya dengan hati-hati sehingga tubuh dan bukti tidak rusak. Kami tidak tahu ada berapa banyak, dan siapa mereka."


Wan Junaidi juga mengatakan 12 petugas polisi yang ditahan dicurigai terlibat, baik secara langsung atau sebagai fasilitator.

"Semua pejabat akan diselidiki,” katanya. "Jika ada pejabat yang tahu tentang hal ini tetapi tidak mengambil tindakan, itu adalah pelanggaran. Kami juga melihat ke sisi itu."

Wilayah di mana kamp-kamp yang ditemukan adalah kasar dan padat hutan, dan pihak berwenang Malaysia telah meminta akses dari sisi perbatasan Thailand, namun Thailand mengatakan akan mempertimbangkan permintaan tersebut.

Malaysia mengatakan kamp-kamp ditemukan setelah melancarkan operasi 11 Mei, menyusul tindakan keras Thailand, dan Wan Junaidi membantah laporan media bahwa pihak berwenang Malaysia telah menemukan kamp-kamp yang menyimpan kuburan massal itu sejak berbulan-bulan lalu.

Dia menambahkan bahwa Malaysia sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasan.

"Kami menyarankan (pembangunan) dinding dan untuk polisi dan imigrasi agar mendalami ini,” katanya. "Untuk saat ini, mereka sedang mencari cara untuk menggantikan pagar.”

Hutan lebat di Thailand selatan dan utara Malaysia telah menjadi titik perhentian utama penyelundup yang membawa imigran gelap dari Myanmar, kebanyakan merupakan Muslim Rohingya dan sebagian kecil dari Bangladesh.

Penemuan kuburan massal di Malaysia menyusul penemuan serupa di sisi Thailand yang berbatasan dengan Malaysia pada awal bulan ini.

Kamp-kamp ini biasanya digunakan untuk menyimpan para imigran hingga mereka membayar tebusan kepada penyelundup. Namun tindakan keras dari pemerintah Thailand kepada pelaku perdangan manusia akhir-akhir ini membuat banyak kamp tersembunyi terkuak dan ditinggalkan oleh pelaku.

Akibatnya, para penyelundup tak berani memasuki perairan Thailand dan membiarkan perahu berisi ratusan pengungsi terkatung di perairan Thailand, Malaysia dan Indonesia.

Sekitar 1.700 pengungsi Rohingya dan Myanmar saat ini terdampar di Aceh. Sedangkan PBB menyebut sekitar 4.000 lain masih terkatung-katung di Laut Andaman dan Selat Benggala.



Credit  CNN Indonesia