Jumat, 29 Mei 2015

PBB: ISIS Punya 300 Ribu Pejuang Asing dari 100 Negara


PBB: ISIS Punya 300 Ribu Pejuang Asing dari 100 Negara  
Amerika Serikat memperkirakan sekitar 3.400 pejuang militan berasal dari negara-negara Barat, 150 di antaranya berasal dari Amerika Serikat, berperang bersama ISIS di Irak dan Suriah. (Ilustrasi/CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
 
 
Jakarta, CB -- Kelompok miltan ISIS diperkirakan memiliki sekitar 30 ribu pejuang asing yang berasal dari 100 negara di seluruh dunia, termasuk di sejumlah negara yang tak pernah tersentuh serangan militan, seperti Chile dan Finlandia.

Data ini terungkap dari laporan Dewan Keamanan PBB soal pejuang asing kelompok militan di sejumlah negara berkonflik seperti Afghanistan, Suriah, Irak, serta negara-negara Afrika Utara seperti Libya.

Mengutip media lokal Irak, Iraqinews, pada Jumat (29/5), laporan tersebut menunjukkan bahwa jumlah perekrutan di jajaran ISIS meningkat hingga 70 persen selama sembilan bulan terakhir.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran soal merebaknya fenomena ekstremisme global dan meluasnya ruang lingkup geografis para pejuang militan dari negara-negara yang dianggap stabil, seperti di Eropa.

Selain itu, laporan DK ini menunjukkan bahwa aliran pejuang asing ke Irak dan Suriah saat ini merupakan yang tertinggi dari yang pernah tercatat sebelumnya.

Laporan ini juga membahas soal berkembangnya pengaruh ISIS di Libya, yang saat ini tengah terpecah karena konflik internal.


Awal tahun ini, Amerika Serikat memperkirakan sekitar 3.400 pejuang militan berasal dari negara-negara Barat, 150 di antaranya berasal dari Amerika Serikat, berperang bersama ISIS di Irak dan Suriah.

Sementara, pemerintah Inggris memperkirakan bahwa lebih dari 700 warga Inggris bergabung dengan kelompok militan dan berangkat ke Suriah selama tiga tahun terakhir.

Hampir setengah dari angka tersebut diperkirakan telah kembali Inggris, menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka akan meluncurkan serangan di dalam negeri.

Laporan dari DK PBB menyebut Irak, Suriah dan Libya sebagai tempat tujuan para simpatisan militan.

Sementara Tunisia, Maroko, Perancis dan Rusia, dinilai berkontribusi dalam serangan teroris di masa depan karena banyak pejuang asing berasal dari negara tersebut.

Kelompok militan ISIS bulan ini berhasil memperlebar kekuasannya. Di Suriah, ISIS berhasil merebut kota kuno Palmyra, yang memiliki banyak warisan sejarah Romawi.

Sementara di Irak, ISIS berhasil merebut Kota Ramadi, dan dianggap sebagai kemenangan terbesar ISIS serta kemunduran bagi militer Irak.


 Credit  CNN Indonesia