Kamis, 28 Mei 2015

AS 'Provokasi' Asia Terkait Konflik di Laut China Selatan

AS ingin negara-negara Asia Tenggara bertindak lebih terhadap China.

AS 'Provokasi' Asia Terkait Konflik di Laut China Selatan
Reklamasi China di Laut China Selatan (Reuters)
 
CB - Amerika Serikat (AS) berharap video reklamasi China di Kepulauan Spratly, Laut China Selatan, dapat mendorong negara-negara di Asia melakukan tindakan lebih dalam merespon China.

Dilansir dari Reuters, Kamis, 28 Mei 2015, Washington mengeluarkan cuplikan rekaman dari pesawat mata-mata mereka, pekan lalu, memperlihatkan pembangunan infrastruktur yang dilakukan China.

AS berharap video itu, bisa membuat isu reklamasi China mendominasi forum tahunan keamanan Asia, dikenal dengan Shangri-La Dialog, yang dimulai pada Jumat, 29 Mei mendatang di Singapura.

Pertemuan itu akan dibayangi dengan ketegangan di Laut China Selatan, dengan konflik perebutan wilayah yang melibatkan beberapa negara seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, Taiwan dan Brunei.

"Negara-negara ini harus memilikinya (isu Laut China Selatan)," kata seorang pejabat pertahanan AS, yang tidak disebutkan namanya. Dia menyebut kontraproduktif, jika AS yang memimpin langkah menentang China.

Sementara beberapa anggota ASEAN, termasuk Filipina yang merupakan sekutu AS, telah bersuara keras mengkritik China, namun sebagai organisasi sikap para anggotanya masih terpecah.

Pakar Asia Tenggara dari Institut Singapura, Ian Storey, menyatakan pesimis dapat tercapainya langkah bersama ASEAN, untuk Laut China Selatan. "Itu sepenuhnya fantasi," kata Ian.

Sejauh ini AS hanya dapat memaksakan kepentingannya, dengan meningkatkan kerjasama antara beberapa negara. Militer Jepang akan bergabung dengan AS, untuk melakukan patroli udara.

Jepang yang tidak memiliki klaim atas Laut China Selatan, juga melibatkan diri dengan menawarkan bantuan patroli bagi Filipina dan Vietnam. Jepang dan Filipina akan memulai pembicaraan pada pekan depan.


Credit   VIVA.co.id