“Apa yang sepertinya terjadi adalah bahwa pasukan Irak tidak menunjukkan keinginan untuk melawan,” kata Carter dalam tayangan di CNN pada Minggu (24/5).
“Mereka kalah dalam jumlah. Jumlah mereka (ISIS) jauh lebih sedikit dari pasukan (Irak), namun mereka gagal, mereka menarik diri dari lokasi, dan itu bagi saya saya, dan saya pikir bagi semua orang, berarti bahwa kita memiliki masalah terkait niat Irak untuk memerangi ISIL (ISIS) dan mempertahankan diri mereka,” ujar dia.
Pernyataan Carter ini merupakan yang terkeras dari pemerintahan Obama sejak Ramadi jatuh ke tangan ISIS. AS mempercepat pengiriman beberapa senjata bagi pasukan Irak karena ISIS telah membuat kemajuan lagi di beberapa daerah.
“Namun jika kami memberi mereka dukungan, memberikan peralatan, dan memberikan dukungan, dan memberi mereka waktu, saya harap mereka akan mengembangkan kemauan untuk melawan, karena dengan melawan ISIL bisa dikalahkan,” lanjutnya.
Carter mengatakan khawatir karena melihat sangat sedikit kemauan dari para tentara Irak untuk berperang, padahal hanya mereka yang bisa mengatasi ISIS.
Beberapa pejabat AS, termasuk Senator John McCain, telah menyerukan lebih banyak tentara AS di Irak. Saat ini, terdapat sekitar 3.000 personil militer di Irak namun mereka tidak berada di pertempuran, melainkan hanya memberi pelatihan kepada pasukan Irak.
“Jika memang dibutuhkan untuk mengubah jenis dukungan yang kita berikan kepada Irak, kami akan membuat rekomendasi. Namun apa yang terjadi di Ramadi adalah kegagalan pasukan Irak untuk melawan,” kata Carter menekankan.
Carter mengatakan AS akan terus memberi dukungan dengan peralatan dan pelatihan bagi Irak, namun dukungan AS saja tidak akan bisa menjamin mereka berhasil.
“Itulah sebabnya mengapa menurut saya, kita harus menggandakan upaya untuk mempercepat pengiriman peralatan kepada mereka, pelatihan mereka untuk mendukung Perdana Menteri Abadi. Kami sendiri tidak bisa membuat ini terjadi, namun kami bisa membantu agar ini bisa terjadi, dan kami bergantung pada rakyat Irak untuk bergerak di balik pemerintahan multi-sektarian di Baghdad,” ucap Carter.
credit CNN Indonesia