Rabu, 01 April 2015

Indonesia Jadi Target Pasar Proyek Industri Baru Rusia di Timur Jauh


Timur Jauh akan mengembangkan enam proyek utama yang bernilai sekitar 2,19 miliar dolar AS dalam bentuk investasi swasta. Menurut keterangan Menteri Pengembangan Timur Jauh Alexander Galushko, sekitar 8.300 lapangan pekerjaan akan tercipta di wilayah tersebut dan lebih dari 30 proyek lain yang diperkirakan bernilai 26 juta dolar AS tengah dipertimbangkan.


Timur Jauh Rusia merupakan wilayah yang sangat kaya akan sumber daya alam yang berpopulasi 6,2 juta penduduk. "Pasar domestik di sana sangat kecil. Tapi, ada pasar luar negeri yang sangat luas, yang bahkan lebih dekat daripada ke Moskow, yakni negara-negara Asia. Ada negara dengan perkembangan ekonomi terbesar pertama di dunia, yakni Tiongkok, negara ekonomi terbesar ketiga yakni Jepang, serta negara dengan pertumbuhan ekonomi yang paling dinamis di dunia, yakni Indonesia. Tahun lalu, pertumbuhan PDB Indonesia mencapai 13,5 persen," kata Galushko, Senin (30/3), pada surat kabar Komsomolskaya Pravda. Hal tersebut membuat Timur Jauh sangat berpotensi membidik pasar Indonesia.

Ia menambahkan, akibat devaluasi nilai rubel, biaya produksi pada sektor ekspor di Timur Jauh berkurang hingga separuhnya. Kini, Timur Jauh menjadi wilayah paling maju di antara semua distrik federal Rusia dalam hal peningkatan pendapatan per kapita dan pertumbuhan produksi. Sebagai contoh, pertumbuhan produksi di Distrik Otonomi Chukotka, Timur Jauh tahun lalu mencapai 147 persen. 

Masyarakat yang tadinya enggan tinggal di wilayah Timur Jauh pun mulai melirik wilayah tersebut. Jumlah migrasi dari Timur Jauh bahkan berkurang hingga 25 persen dibanding tahun sebelumnya, ketika 27 ribu orang meninggalkan wilayah itu. Apalagi, pemerintah Rusia mulai menerapkan program pemberian tanah gratis untuk warga yang bersedia tinggal di sana.
"Pemerintah memberi satu hektar tanah bagi tiap warga secara cuma-cuma. Tanah itu bisa digunakan untuk tujuan apa saja tanpa pembatasan, mulai dari pertanian, bisnis, hingga membangun rumah. Itu dialokasikan bagi seluruh warga Rusia yang tinggal di sana," kata Galushko, yang menerangkan hal itu bertujuan menciptakan pembangunan di lebih dari 140 juta hektar tanah di Timur Jauh.


Credit  RBTH Indonesia