Rabu, 08 April 2015

Hacker Rusia Berhasil Bobol Sistem Gedung Putih


Hacker Rusia Berhasil Bobol Sistem Gedung Putih  
Menurut FBI, Secret Service dan CIA yang melakukan penyelidikan gabungan, serangan kali ini adalah yang paling canggih terhadap sistem pemerintah AS. (Alex Wong/Getty Images) 
 
Washington, CB -- Peretas asal Rusia dituduh telah berhasil menyusup masuk ke jaringan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk membobol dan mencuri data-data dari sistem komputer Gedung Putih.

Hal ini disampaikan oleh seorang pejabat AS yang mendapatkan informasi soal investigasi pembobolan jaringan Gedung Putih seperti diberitakan CNN, Rabu (8/3).

Pejabat itu mengatakan bahwa hacker Rusia tidak mampu menembus data-data rahasia di Gedung Putih, namun mereka berhasil mencuri data seperti rincian jadwal kunjungan Presiden Barack Obama. Walau bukan hal yang sensitif dan rahasia, rincian perjalanan yang tidak terbuka untuk publik ini diincar oleh banyak badan intelijen asing.

Gedung Putih mendeteksi penyusupan di sistem komputer mereka pada Oktober tahun lalu. Jaringan sempat dimatikan sementara untuk dilakukan peningkatan keamanan sistem.

Menurut FBI, Secret Service dan CIA yang melakukan penyelidikan gabungan, serangan kali ini adalah yang paling canggih terhadap sistem pemerintah AS.

Serangan itu terlacak dari komputer di seluruh dunia, namun berdasarkan penelusuran kode dan tanda-tanda lainnya penyidik menyimpulkan bahwa pelakunya bekerja untuk pemerintah Rusia.

Cara kerja hacker

Menurut penyidik, hacker Rusia masuk ke jaringan komputer Gedung Putih setelah berhasil membobol situs Departemen Luar Negeri AS. Padahal, sistem Deplu AS telah dilapisi dengan keamanan siber tingkat tinggi. Seorang pejabat AS mengatakan, seorang hacker Rusia bahwa telah memiliki akses ke Deplu selama berbulan-bulan.

Seperti kebanyakan peretasan, pembobolan kali ini juga dimulai dari email phishing, yaitu menyamar untuk membuat pegawai Deplu memberikan akses ke jaringan.

"Seringkali, hacker Tiongkok dan yang lainnya masuk ke sistem kami dengan hanya berpura-pura menjadi orang lain dan meminta akses, dan ada seseorang yang tertipu dan memberikannya," kata Direktur Intelijen Nasional James Clapper dalam ceramahnya di konferensi siber FBI Januari lalu.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Rusia di AS menolak mengomentari informasi tersebut.


Credit  CNN Indonesia