Senin, 06 April 2015

Al-Azhar Mesir Kecam Keras Pembantaian di Universitas Kenya


Al-Azhar Mesir Kecam Keras Pembantaian di Universitas Kenya  
Tentara Kenya berjaga di luar kampus Garissa (Reuters) 
 
Kairo  (CB) - Al-Azhar yang merupakan organisasi muslim Sunni ternama di Kairo, Mesir mengecam keras pembantaian brutal di Universitas Garissa, Kenya. Pembantaian yang didalangi militan Somalia, Al-Shabaab ini disebut Al-Azhar sebagai aksi terorisme keji.

Sedikitnya 4 militan anggota Al-Shabaab yang masih berkaitan dengan jaringan Al-Qaeda ini, menyerbu kampus Garissa dan melepas tembakan secara membabi-buta pada Kamis (1/4). Sedikitnya 148 orang, sebagian besar mahasiswa, tewas dalam serangan keji itu.

Sedangkan sebanyak 79 orang lainnya mengalami luka-luka dalam serangan yang berlangsung selama 13 jam itu. Keempat pelaku tewas saat polisi menyerbu lokasi kejadian. Ada laporan yang menyebut para pelaku tewas bunuh diri dengan meledakkan bom yang dipasang pada badan mereka.

Beberapa korban selamat menuturkan, para pelaku hanya menargetkan korban non-muslim. Mahasiswa dan staf kampus yang menganut Islam dibiarkan pergi oleh para pelaku. Mereka yang ketahuan bukan muslim langsung dieksekusi mati oleh para pelaku.

"Al-Azhar mengecam keras aksi terorisme yang dilakukan oleh kelompok teroris Al-Shabaab asal Somalia di Universitas Garissa, Kenya, yang menewaskan sekitar 150 orang dan melukai puluhan mahasiswa tak bersalah," demikian pernyataan Al-Azhar dalam akun Facebook-nya, seperti dilansir AFP, Senin (6/4/2015).

Serangan brutal ini tercatat sebagai serangan paling mematikan di Kenya, setelah pengeboman Kedubes AS di Nairobi pada tahun 1998 lalu. Banyak pihak mengecam pembantaian keji ini, mulai dari Presiden Amerika Serikat Barack Obama hingga Paus Fransiskus yang menyebut pembantaian ini sebagai kebrutalan tak bermoral.

Hingga saat ini, otoritas Kenya telah menangkap 5 pelaku lainnya yang diduga terkait serangan dan perencanaannya. Sedangkan otak di balik pembantaian ini, yakni seorang mantan guru bernama Mohamed Mohamud masih terus diburu.

Bahkan otoritas Kenya menawarkan imbalan sebesar 20 juta Shilling atau setara Rp 2,7 miliar bagi setiap informasi yang mampu membantu penangkapan Mohamud yang disebut-sebut sebagai komandan regional Al-Shabaab yang bertanggung jawab atas wilayah Juba. Tidak hanya itu, Mohamud juga disebut memiliki jaringan teroris yang luas di Kenya, termasuk di kamp pengungsi Daab yang dihuni ribuan pengungsi.


Credit  Detiknews