CB, Jakarta - Beredar kabar pangeran Arab Saudi
Abdulaziz Bin Fahd tewas. Putra mendiang Raja Fahd Abdul Aziz
Al-Saud yang tewas dalam usia 44 tahun merupakan salah satu pangeran
yang menjadi tersangka korupsi dan ditahan.
Kabar kematian pangeran Abdulaziz muncul pada minggu pertama November 2017, namun belum ada penjelasan resmi Riyadh .
Kabar pertama kematian pangeran Abdulaziz berasal dari seorang mantan agen khusus FBI, Ali Soufan lewat ciutan di akun Twitternya.
Ali Soufan membuat hastag #Pangeran Abdulaziz Bin Fahd tewas. Beberapa saat kemudian muncul lagi cuitannya dengan hastag #Abdulaziz dipastikan tewas, mengutip alwabawa.com.
Informasi ini pun beredar cepat di masyarakat Arab Saudi. Ia ditahan sejak Sabtu pekan pertama November.
Kabar kematian pangeran Abdulaziz bersamaan dengan ketegangan yang muncul di Saudi saat reformasi dan pemberantasan korupsi dikumandangkan putra mahkota Saudi, Mohammed bin Salman.
Pangeran Abdulazis tidak memegang jabatan di pemerintahan. Namun ia bersahabat dekat dengan mantan Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri, mengutip New York Times. Abdulaziz dan Hariri menjalankan bisnis bersama. Perusahannya bernama Saudi Oger, didirikan oleh ayah Hariri.
Sejak awal September lalu, pangeran Abdulaziz tidak mencuit apapun di akun Twitternya.
Kabar kematian pangeran ini beredar juga di media asing. Media Pakistan The Express Tribune melaporkan, anak bungsu mendiang raja Fahd itu diduga tewas karena dibunuh di rumah tahanan polisi atau karena dia menolak ditangkap. Begitu juga media Arab, Alithad News melaporkan kematian pangeran itu kemarin, 20 November 2017, tanpa menjelaskan penyebabnya.
Media pemerintah Suriah, Al-Masdar, juga sempat memberitakan kematian pangeran Abdulaziz namun kemudian mencabutnya.
Sebelumnya, Pangeran Mansour bin Muqrin tewas bersama helikopter yang membawanya pada Minggu, 5 November 2017. Ia tewas bersama tujuh penumpang lainnya.
Menurut sumber yang tak bersedia disebutkan namanya kepada New Khaleej, pangeran bin Muqrin diyakini menjadi penentang utama putra mahkota Arab Saudi sekaligus Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Mohammed bin Salman.
Kabar kematian pangeran Abdulaziz muncul pada minggu pertama November 2017, namun belum ada penjelasan resmi Riyadh .
Kabar pertama kematian pangeran Abdulaziz berasal dari seorang mantan agen khusus FBI, Ali Soufan lewat ciutan di akun Twitternya.
Ali Soufan membuat hastag #Pangeran Abdulaziz Bin Fahd tewas. Beberapa saat kemudian muncul lagi cuitannya dengan hastag #Abdulaziz dipastikan tewas, mengutip alwabawa.com.
Informasi ini pun beredar cepat di masyarakat Arab Saudi. Ia ditahan sejak Sabtu pekan pertama November.
Kabar kematian pangeran Abdulaziz bersamaan dengan ketegangan yang muncul di Saudi saat reformasi dan pemberantasan korupsi dikumandangkan putra mahkota Saudi, Mohammed bin Salman.
Pangeran Abdulazis tidak memegang jabatan di pemerintahan. Namun ia bersahabat dekat dengan mantan Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri, mengutip New York Times. Abdulaziz dan Hariri menjalankan bisnis bersama. Perusahannya bernama Saudi Oger, didirikan oleh ayah Hariri.
Sejak awal September lalu, pangeran Abdulaziz tidak mencuit apapun di akun Twitternya.
Kabar kematian pangeran ini beredar juga di media asing. Media Pakistan The Express Tribune melaporkan, anak bungsu mendiang raja Fahd itu diduga tewas karena dibunuh di rumah tahanan polisi atau karena dia menolak ditangkap. Begitu juga media Arab, Alithad News melaporkan kematian pangeran itu kemarin, 20 November 2017, tanpa menjelaskan penyebabnya.
Media pemerintah Suriah, Al-Masdar, juga sempat memberitakan kematian pangeran Abdulaziz namun kemudian mencabutnya.
Sebelumnya, Pangeran Mansour bin Muqrin tewas bersama helikopter yang membawanya pada Minggu, 5 November 2017. Ia tewas bersama tujuh penumpang lainnya.
Menurut sumber yang tak bersedia disebutkan namanya kepada New Khaleej, pangeran bin Muqrin diyakini menjadi penentang utama putra mahkota Arab Saudi sekaligus Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Mohammed bin Salman.
Credit TEMPO.CO