Riyadh (CB) - Raja Arab Saudi Salman pada Senin bertemu
dengan mantan Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri, kurang dari 48 jam
setelah dia mengundurkan diri dalam sebuah pidato yang disiarkan
televisi dari Riyadh.
Saat pertemuan itu, "mereka mengkaji situasi di Lebanon," lapor kantor berita Saudi Press Agency, seperti dikutip AFP.
Menteri dalam negeri, menteri luar negeri dan menteri negara untuk urusan Arab dan Teluk juga hadir.
Hariri, anak didik Riyadh, pada Sabtu mengumumkan pengunduran dirinya yang mengejutkan dalam sebuah siaran di ibu kota Saudi.
Dia menjelaskan "cengkeraman" sekutu Hizbullah, Iran, terhadap negaranya sebagai alasan dari keputusannya, dan juga menyatakan dia merasa nyawanya terancam.
Saat pertemuan itu, "mereka mengkaji situasi di Lebanon," lapor kantor berita Saudi Press Agency, seperti dikutip AFP.
Menteri dalam negeri, menteri luar negeri dan menteri negara untuk urusan Arab dan Teluk juga hadir.
Hariri, anak didik Riyadh, pada Sabtu mengumumkan pengunduran dirinya yang mengejutkan dalam sebuah siaran di ibu kota Saudi.
Dia menjelaskan "cengkeraman" sekutu Hizbullah, Iran, terhadap negaranya sebagai alasan dari keputusannya, dan juga menyatakan dia merasa nyawanya terancam.
Credit antaranews.com
Raja Salman Dilaporkan Temui PM Libanon yang Mengundurkan Diri
RIYADH
- Pemimpin Arab Saudi, Raja Salman bin Abdul Aziz al-Saudi dilaporkan
telah melakukan pertemuan dengan Said Hariri, mantan Perdana Menteri
Libanon, yang kemarin menyampaikan pengunduran diri.
Menurut keterangan media Saudi, Al Arabiya, seperti dilansir dari Anadolu Agency pada Senin (6/11), pertemuan itu berlangsung pada Senin pagi waktu setempat. Belum diketahui apa isi dari pembicaraan antara Raja Salman dan Hariri.
Pertemuan ini sendiri sejatinya cukup mengejutkan, karena hanya terjadi dua hari setelah Hariri menyampaikan pengumuman mendadak pengunduran dirinya, yang kebetulan juga dilakukan di Saudi.
Sementara itu, terkait isi pidato pengunduran Hariri, yang menyerang Iran dan Hizbullah, pemimpin gerakan Hizbullah Libanon, Hassan Nasrallah, menyebut pidato itu ditulis oleh pihak Saudi. Dia juga menuduh Saudi sebagai “aktor” di balik pengunduran diri Hariri.
”Bukan keinginan kami agar Hariri mengundurkan diri,” kata pentolan Hizbullah tersebut, yang menggambarkan mundurnya Hariri sebagai langkah mendadak dan tak terduga.
Bahkan, jika dia dipaksa untuk mengundurkan diri, cara eksekusi seperti itu tidak mencerminkan cara Hariri dalam menanganinya,” sambungnya.
Hariri, dalam pidatonya, menyalahkan campur tangan Iran dan Hizbullah di Libanon. Intervensi itu menjadi salah satu keputusannya untuk mengundurkan diri. Dia juga mengonfirmasi bahwa ada kekhawatiran pada dirinya menjadi target pembunuhan.
Menurut keterangan media Saudi, Al Arabiya, seperti dilansir dari Anadolu Agency pada Senin (6/11), pertemuan itu berlangsung pada Senin pagi waktu setempat. Belum diketahui apa isi dari pembicaraan antara Raja Salman dan Hariri.
Pertemuan ini sendiri sejatinya cukup mengejutkan, karena hanya terjadi dua hari setelah Hariri menyampaikan pengumuman mendadak pengunduran dirinya, yang kebetulan juga dilakukan di Saudi.
Sementara itu, terkait isi pidato pengunduran Hariri, yang menyerang Iran dan Hizbullah, pemimpin gerakan Hizbullah Libanon, Hassan Nasrallah, menyebut pidato itu ditulis oleh pihak Saudi. Dia juga menuduh Saudi sebagai “aktor” di balik pengunduran diri Hariri.
”Bukan keinginan kami agar Hariri mengundurkan diri,” kata pentolan Hizbullah tersebut, yang menggambarkan mundurnya Hariri sebagai langkah mendadak dan tak terduga.
Bahkan, jika dia dipaksa untuk mengundurkan diri, cara eksekusi seperti itu tidak mencerminkan cara Hariri dalam menanganinya,” sambungnya.
Hariri, dalam pidatonya, menyalahkan campur tangan Iran dan Hizbullah di Libanon. Intervensi itu menjadi salah satu keputusannya untuk mengundurkan diri. Dia juga mengonfirmasi bahwa ada kekhawatiran pada dirinya menjadi target pembunuhan.
Credit sindonews.com