Selasa, 17 November 2015

TEROR PARIS - Istanbul nyaris senasib dengan Paris


TEROR PARIS - Istanbul nyaris senasib dengan Paris
Anggota pemadam kebakaran Prancis merawat korban terluka dekat balai konser Bataclan menyusul penembakan membabibuta di ibu kota Prancis yang menewaskan paling sedikit 127 orang. ( REUTERS/Christian Hartmann)
 
 
Antalya, Turki (CB) - Pihak berwenang Turki menggagalkan komplotan yang akan melancarkan serangan besar ke Istanbul pada hari yang sama dengan serangan bersenjata dan bom bunuh diri ke Paris Jumat malam silam, kata seorang pejabat senior Turki Minggu waktu setempat seperti dilaporkan AFP.

Jumat itu polisi Turki menahan lima orang di Istanbul, kata sumber AFP.

Yang ditahan ini termasuk seorang tersangka yang dekat sekali dengan pentolan ISIS yang terkenal bengis, "Jihadi John", yang diyakini Washington telah terbunuh di Suriah oleh serangan drone.

"Kami yakin mereka tengah merencanakan serangan di Istanbul pada hari yang sama dengan serangan ke Paris pada Jumat," kata sang pejabat yang menolak menyebutkan namanya ini. "Dari investigasi awal disimpulkan kami telah menggagalkan sebuah serangan besar."

Aine Lesley Davis --seperti "Jihadi John" yang warga Inggris penjaga tawanan asing di Suriah-- menjadi di antara tersangka ISIS yang ditahan di Istanbul.

Davis, muslim Inggris kelahiran London yang bergabung dengan ISIS, digambarkan oleh media massa Inggris sebagai tokoh kunci dalam jejaring ISIS di Suriah.

Davis dan empat rekannya sesama ISIS telah menyeberang ke Turki dari Suriah pada tanggal yang tak disebutkan.

Pihak berwenang Turki tengah menyelidiki apakah penggagalan komplotan itu ada kaitannya dengan serangan teror ke Paris yang menewaskan paling sedikit 129 orang.

"Segala kemungkinan dievaluasi," kata sang pejabat seraya menambahkan mungkin keempat tersangka itu juga berencana menyerang Eropa.

"Jihadi John", nama aslinya Mohammed Emwazi, adalah tokoh bermasker yang sering terlihat pada berbagai video pemenggalan sandera-sandera Barat.

Dia menjadi target operasi pembomanan Inggris-AS, Kamis waktu setempat, di Raqa, ibu kota de facto ISIS di Syria.

Militer AS Jumat silam yakin sekali jagal bengis itu telah dibunuh oleh serangan drone.

Setelah dikritik keras sekutu Baratnya karena gagal menghentikan aliran militan ISIS menyeberangi perbatasannya, Turki meningkatkan langkah-langkah keamanannya beberapa bulan terakhir, namun meminta Barat untuk berbagi intelijen.

Hayat Boumeddiene, mitra salah seorang pelaku serangan Charlie Hebdo di Paris Januari silam menyeberang masuk ke Suriah dari Turki.

Penangkapan lima tersangka militan ISIS ini terjadi menjelang KTT G20 di kota Antalya, Minggu dan Senin ini.

"Suriah telah menjadi medan latihan untuk para teroris," kata pejabat Turki itu. "Perlu inisiatif gabungan untuk memerangi terorisme dan mengatasi krisis Suriah."

Turki tengah intensif berdialog dengan Prancis. "Prioritas kami adalah bagaimana kami bisa menemukan para pembunuh. Ini bukan saatnya saling menyalahkan."



Credit  ANTARA News