Pada era perang dingin antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet, operasi pengintaian menjadi salah satu
kegiatan paling vital. Salah satu operasi pengintaian yang dilakukan
dengan memanfaatkan pesawat terbang, seperti pesawat intai supersonik
SR-71 yang menjadi ikon era perang dingin. Bentuk SR-71 sangat unik dan
terkesan menyeramkan, namun memiliki kemampuan yang sangat luar biasa.
Bahkan hingga kini belum ada satupun pesawat yang mampu menyaingi
ketenaranya dan kemisteriusan dari pesawat SR-71, dan juga pesawat U2
Dragon Lady. dspace.vutbr.cz
Pesawat SR-71 Black Bird dirancang
oleh Lockheed Martin dari divisi Skunk Works, Clarence "Kelly" Johnson
menjadi kepala perancang proyek strategic reconnaissance. Kelly juga
merancang salah satu pesawat angkut paling legendaris di dunia,
Hercules. SR-71 pertama kali terbang pada 22 Desember 1964, dan
digunakan oleh USAF, namun sayang pesawat ini telah pensiun pada 1998
dan digantikan oleh satelit mata-mata dan drone pengintai. Tercatat USAF
mengoperasikan 32 pesawat SR-71 untuk mengintai wilayah Uni Soviet.
nasa.gov
Pesawat SR-71 Black Bird dipiloti
oleh 2 orang yang terdiri dari pilot dan Reconnaissance Systems Officer
(RSO). Pilot dan RSO diharuskan menggunakan baju seperti astronot,
lantaran SR-71 beroperasi pada ketinggian 25 km dengan kecepatan terbang
mencapai mach 3. SR-71 mampu memotret objek dari ketinggian 25 km
berkat Operational Objective Cameras, dan Electro Magnetic
Reconnaissance System yang menjadi jantung utama dalam operasi
pengintaian. Sejak pertama kali beroperasi hingga masa pensiun, SR-71
mengantongi 17.300 sorti penerbangan. gizmodo.com
U-2 Dragon Lady merupakan pesawat
intai warisan perang dingin. Pesawat ini tergolong dalam pesawat jet
bermesin tunggal dan beroperasi di ketinggian. Dirancang oleh Lockheed
Martin, yang juga merancang SR-71, dan diciptakan oleh maestro Clarence
"Kelly" Johnson. Pesawat ini pernah beroperasi di wilayah Indonesia,
saat operasi Trikora. Bahkan salah satu agen intel Indonesia yang
beroperasi di Jepang, berhasil memperoleh hasil foto udara dari U-2
Dragon Lady. hufingtonpost.com
Keberadaan pesawat intai U-2 sangat
misterius, tidak ada satu negara yang mengetahuinya hingga Uni Soviet
berhasil menembak jatuh U-2 dengan rudal S-75 Divna, pada 1 Mei 1960 dan
menawan pilotnya, Francis Gary Powers. Kemampuan U-2 tergolong sangat
luar biasa pada zamannya, menggunakan mesin Pratt and Whitney J75,
pesawat ini mampu mencapai kecepatan 0,67 mach pada ketinggian 25 km.
Ditembaknya pesawat U-2 membuka mata Amerika bahwa untuk mengintai
diperlukan pesawat yang tidak hanya mampu terbang tinggi tapi juga
cepat, sehingga dirancanglah pembuatan SR-71. air-attack.com
Sama seperti pilot SR-71, pilot U-2
Dragon Lady menggunakan peralatan seperti astronot agar dapat tetap
bertahan hidup di ketinggian ekstrim. U-2 ikut beroperasi di medan
tempur Afghanistan dan Irak, tercatat USAF mengoperasikan 104 pesawat
jenis ini. Pesawat ini pertama kali terbang pada 1 Agustus 1955, U-2
dilengkapi dengan kamera super besar untuk memotret di ketinggian.
Raytheon ASARS-2 menjadi sistem utama ketika U-2 mengintai, didalamnya
terdapat electro-optic dan radar imagery. youtube.com
Credit tempo.co