"Kunjungan ini menghasilkan total kontrak senilai kurang lebih US$ 1,055 miliar. Kontrak itu terdiri atas kerja sama baru, terutama di bidang logistik, energi dan infrastruktur, serta ekspansi di bidang otomotif," ucap Jokowi.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menuturkan pihaknya membahas empat isu utama, yaitu peningkatan kerja sama di bidang industri kulit, fashion, dan furniture. Kemudian peningkatan kerja sama di bidang pariwisata. Ketiga, peningkatan kerja sama di bidang energi, termasuk penggunaan Crude Palm Oil (CPO) sebagai salah satu sumber energi terbarukan.
"Keempat, peningkatan kerja sama di bidang interfaith dialog," ucap Jokowi, seperti ditulis Selasa (10/11/2015).
Jokowi menjelaskan hubungan Indonesia dan Italia dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. "Perdagangan di tahun 2014 mencapai sebesar US$ 4,01 miliar. Dan investasi Italia ke Indonesia mencapai US$ 63,02 juta serta wisatawan Italia ke Indonesia mencapai 68 ribu orang," tutur Jokowi.
Sementara itu, Presiden Mattarella menyampaikan penghargaannya kepada Indonesia atas perannya di dalam kawasan Asia Tenggara dan juga komunitas internasional.
"Indonesia turut berperan penting dalam menjaga stabilitas keamanan dan di kawasan," ucap Mattarella.
Mattarella juga memuji kehidupan harmonis yang ada di Indonesia sebagai contoh dari kehidupan yang sangat harmonis, yaitu hubungan antar umat beragama yang beraneka ragam.
"Dan sesuai dengan moto nasional atau semboyan Indonesia Bhinneka Tunggal Ika merupakan contoh yang sangat baik, yang diberikan oleh Indonesia kepada dunia," ucap Mattarella.
Mattarella juga menghargai dorongan Uni Eropa untuk meningkatkan kerja sama dengan ASEAN. Apalagi ASEAN memiliki kantor pusatnya di Jakarta. "Dan kita berusaha meningkatkan kerja sama antar Uni Eropa dan ASEAN," tutur Mattarella.
Mattarella juga mengundang Presiden Jokowi untuk berkunjung ke Roma, Italia. "Semoga dengan kunjugan selanjutnya Bapak Presiden Joko Widodo ke Roma, kita akan semakin meningkatkan kerja sama kita," ujar Mattarella.
Credit Liputan6.com