Ilustrasi peti mati korban serangan bom bunuh diri. (Reuters/ Khaled Abdullah)
Berdasarkan informasi terakhir dari Kementerian Kesehatan Libanon, korban tewas serangan bom bunuh diri Bourj al-Barajneh, Beirut selatan, terus bertambah menjadi 43 orang, dan 239 lainnya mengalami luka-luka.
NNA melaporkan, dua pengebom bunuh diri meledakkan diri dengan jarak masing-masing 150 meter (490 kaki), dan selang waktu lima menit. Dalam sebuah pernyataan yang beredar secara online oleh para pendukung ISIS di media sosial, ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Namun, pernyataan tersebut belum dapat dikonfirmasi keasliannya.
Peristiwa ini pengeboman yang bukan pertama kalinya terjadi dalam sejarah berdarah Lebanon ini mendapat kecaman dari dunia internasional. Kedutaan Amerika Serikat di Beirut mengecam serangan tersebut lewat akun Twitter-nya, “serangan mengeringan di Bourj el-Barajneh”, demikian bunyi kecaman tersebut.
Kedutaan AS juga mengirimkan belasungkawanya kepada keluarga para syuhada dan berharap korban yang terluka dapat segera pulih.
Sementara itu, Presiden Perancis Francois Hollande menyatakan bahwa ledakan Beirut ini sebagai serangan mengerikan yang tercela.
Menteri Pariwisata Libanon Michael Pheron mengatakan, “Kami berdiri dalam solidaritas dengan penduduk di wilayah yang terkena serangan (bom bunuh diri), kami akan membentengi keamanan dan mengaktifkan lembaga untuk kesepakatan politik eksternal dan internal yang diperlukan.”
Credit CNN Indonesia
Dua Pengebom Beirut Meledakkan Diri dengan Jarak 150 Meter
Ilustrasi serangan bom bunuh diri. (Reuters/Parwiz)
Menurut kantor berita Lebanon, National News Agency (NNA), ledakan tersebut mengguncang Bourj al-Barajneh, salah satu kamp pengungsi warga Palestina terbesar dan paling terkenal di Lebanon.
|
Setidaknya empat bangunan di dekat peristiwa bom bunuh diri tersebut hancur. Sebuah video yang disebarkan oleh Reuters menampilkan adagan dramatis usai pengeboman. Tampak para petugas penyelamat membawa korban dari tumpukan puing-puing.
Warga didesak untuk menjauh dari tempat kejadian juga rumah sakit terdekat untuk memudahkan ambulans lewat.
Di Lebanon telah terjadi banyak kekerasan yang melibatkan banyak pihak dalam beberapa dekade terakhir. Termasuk dampak dari perang sipil berdarah di Suriah. Menurut PBB, perang Suriah telah membuat lebih dari satu juta warga negara Timur Tengah tersebut mengungsi ke negara lain.
Sebagian besar pertumpahan darah terkonsentrasi di perbatasan Suriah, meskipun tidak semuanya. Sebagai bukti, serangan bom di Beirut pada November 2013 yang menewaskan setidaknya 23 orang dan melukai lebih dari 150 lainnya.
Credit CNN Indonesia