Jumat, 17 April 2015

Sempat Ada Negara yang Keberatan Deklarasi Palestina di KAA

Sebagian negara peserta merasa diksi kata terlalu keras.

Sempat Ada Negara yang Keberatan Deklarasi Palestina di KAA
Spanduk 60 Tahun Peringatan Konferensi Asia Afrika di Jakarta (ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna)
 
CB - Tiga dokumen yang akan dihasilkan saat Konferensi Asia Afrika (KAA) telah rampung 90 persen dan dibawa ke Jakarta. Namun, sebelum dibawa ke Jakarta, dokumen mengenai deklarasi terhadap perjuangan rakyat Palestina sempat mengalami benturan ketika tengah dinegosiasikan di markas PBB, New York, Amerika Serikat.

Hal itu disampaikan oleh Diplomat Fungsi Ekonomi Wakil Tetap RI untuk PBB, New York, Purnomo Chandra yang ditemui pada Kamis, 16 April 2015 di kawasan Pejambon, Jakarta Pusat. Purnomo menyebut semula tidak semua negara Asia Afrika yang mengikuti pembahasan dokumen Palestina KAA itu setuju terhadap penggunaan diksi di dalamnya.

"Dalam diskusi mengenai deklarasi, ada perwakilan negara yang berbisik-bisik, jangan terlalu keras dong, karena negara kami belum mengakui Palestina," ujar Chandra.

Dia menyebut ada beberapa kata di dalam dokumen tersebut yang dinilai terlalu keras. Dihubungi VIVA.co.id melalui telepon, Chandra mengatakan, isu itu kini telah selesai.

"Sebelumnya ada kalimat di dalam dokumen seperti 'we committed' kemudian diubah 'we take note'," kata Chandra.

Dalam kesempatan itu, dia memaparkan yang menjadi kesimpulan dari pembahasan dokumen KAA di New York pada bulan Maret. Pertama, mengenai Pesan Bandung. Chandra mengatakan dokumen tersebut menggambarkan hubungan Asia Afrika di masa mendatang.

"Ada bagian yang menggambarkan mulai dari Bandung 1955, apa yang diperjuangkan di situ dapat menggambarkan dengan situasi saat ini," kata dia.

Dalam dokumen Pesan Bandung akan ada pembahasan cara untuk menangkal ekstrimisme, terorisme dan mengatasi masalah Hak Asasi Manusia (HAM). Sementara, dari segi ekonomi, akan dibahas mengenai ekonomi kelautan, energi, investasi, infrastruktur, dan ketahanan pangan.

Selain itu, dokumen turut membahas masalah sosial dan budaya serta hubungan antar warga. Isu kesehatan seperti epidemis.

"Rencananya kami akan membuat jaringan dengan produksi anti virus bersama," kata Chandra.

Lalu, di bagian penutupan KAA, dia menambahkan, ada semacam pengakuan Bandung sebagai kota Solidaritas Asia Afrika dan penghargaan kepada Indonesia sebagai tuan rumah.

Dokumen kedua yakni mengintegrasikan ulang kemitraan Asia Afrika, kata Chandra akan berisi pembahasan yang lebih detail mengenai Pesan Bandung. Indonesia nantinya akan menjadi jaringan dan akan ada Pusat Asia Afrika di Indonesia.

Pembentukan ini sebagai jawaban dari kelemahan peringatan KAA sebelumnya yakni institusional antar kedua kawasan. Dulu, kata Chandra, masih ada perdebatan mengenai siapa yang akan menyambungkan kerjasama antar kedua benua.

"Dalam forum ini, Indonesia berinisiatif menindaklanjuti kerjasama antar kedua kawasan," kata dia.

Sementara, melalui Deklarasi Palestina, intinya berharap agar Palestina bisa merdeka berdaulat penuh secepatnya.

"Kami bisa memberikan bantuan seefektif dan semanfaat mungkin dengan memberikan dorongan," imbuh dia.

Peringatan 60 Tahun KAA akan dilakukan pada 19-24 April 2015 di Jakarta dan Bandung.


Credit  VIVA.co.id