Selasa, 07 April 2015

Perancis Bebaskan Sandera Al-Qaidah di Mali



Perancis Bebaskan Sandera Al-Qaidah di Mali  
Sjaak Rijke diculik di Mali tiga tahun lalu ketika sedang berlibur dengan istrinya. (via Reuters TV)
 
Jakarta, CB -- Prajurit Prancis membebaskan seorang sandera warga negara Belanda dari kelompok al-Qaidah di Mali pada Senin (6/4), lebih dari tiga tahun setelah ia ditawan saat berlibur dengan istrinya, kata para pejabat Perancis dan Belanda.

Sjaak Rijke, masinis kereta berusia 54 tahun yang diculik di Timbuktu pada November 2011, dibebaskan dalam serangan menjelang fajar dan telah dipindahkan dengan "aman dan sehat" ke basis sementara di Tessalit, di utara-timur Mali. Istrinya telah melarikan diri kelompok bersenjata itu, yang menawan tiga sandera.

Pasukan Perancis menewaskan dua militan dan menangkap dua orang lainnya dalam operasi itu, kata Letnan Kolonel Michel Sabatier, juru bicara Barkhane, operasi kontra-terorisme Perancis di wilayah tersebut.

Meski demikian, Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan serangan terhadap kelompok militan Islam itu tidak dirancang untuk membebaskan sandera dan mereka menemukannya secara kebetulan.


"Itu adalah kejutan bagi kami, bagi pasukan kami, dapat membebaskan sandera ini karena kita tidak memiliki informasi tentang keberadaannya,” kata Hollande. "Pertempuran kami melawan terorisme di Mali belum berakhir."

Menteri Luar Negeri Belanda, Bert Koenders, mengatakan Rijke berada dalam kondisi yang baik dan saat ini menerima perawatan medis. Dia mengatakan Rijke akan segera bertemu kembali dengan keluarganya. Di kota asalnya, Woerden, para warga mengibarkan bendera Belanda untuk menandai pembebasannya.

"Belanda telah terus-menerus bekerja dalam beberapa tahun terakhir untuk mengakhiri penyanderaan ini,” kata sebuah pernyataan dari pemerintah Belanda. "Ini adalah berita fantastis bagi Sjaak dan keluarganya."

Pada November, penculik Rijke, kelompok al-Qaidah Afrika Utara, AQIM, mengeluarkan video Rijke bersama dengan warga negara Perancis, Serge Lazarevic, yang berisi permintaan bantuan dari para sandera pada pemimpin mereka.

Lazarevic, ditahan di Sahara selama tiga tahun, dibebaskan pada bulan berikutnya dalam pertukaran untuk empat militan Islam yang memiliki hubungan dengan al-Qaeda di Afrika Utara.

Campur tangan Perancis terhadap militan al-Qaidahg di bekas koloninya, Mali, dimulai sejak Januari 2013. Perancis membentuk Barkhane, basis kekuatan yang teridiri dari 3.000 pasukan untuk melacak militan Islam di gurun Sahara yang membentang di lima negara dari Chad di timur ke Mauritania di sebelah barat.

Pasukan Belanda dikerahkan di Mali sebagai bagian dari keamanan dan perdamaian misi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa.



Credit  CNN Indonesia