Kamis, 02 April 2015

Markas Besar Polisi Turki Diserang Kelompok Bersenjata


Markas Besar Polisi Turki Diserang Kelompok Bersenjata  
Polisi menyegel wilayah markas besar setelah seorang wanita dan pria bersenjata menyerang markas besar polisi Turki di Istanbul. (Reuters/Osman Orsal)
 
 
Jakarta, CB -- Polisi Turki menembak mati seorang wanita yang membawa senjata dan granat tangan serta menahan seorang pria ketika mereka mencoba untuk menyerang markas polisi di Istanbul pada Rabu (1/4).

Ini adalah serangan kedua dalam dua hari berturut-turut yang ditujukan pada pihak berwenang Turki. Sebelumnya, seorang jaksa disandera oleh kelompok sayap kiri Turki.


Sebuah foto yang diterbitkan oleh media massa lokal menunjukkan seorang wanita berambut merah tergeletak di jalan dengan senapan terikat dan pistol di sisinya.

Di televisi terlihat kendaraan polisi menyegel jalan di lingkungan Aksaray pusat.

“Markas besar polisi di Vatan, Istanbul, menjadi sasaran tembakan senapan dan seorang teroris perempuan tewas dalam bentrokan itu," kata kantor gubernur Istanbul dalam sebuah pernyataan.

Wanita itu membawa senapan, dua granat tangan dan satu pistol, katanya. Media setempat mengatakan seorang pria juga telah ditahan.

Secara terpisah, pada Rabu, polisi menahan seorang pria bersenjata yang masuk kantor Partai AK cabang Istanbul dan menggantung bendera Turki dengan tambahan lambang pedang dari jendelanya.

Belum jelas apakah serangan semua serangan ini terkait, namun Perdana Menteri Ahmet Davutoglu memperingatkan resiko "provokasi" dan upaya untuk menimbulkan kekacauan menjelang pemilihan nasional bulan Juni mendatang.

"Kami menyadari bahwa kami menghadapi poros kejahatan dan ada upaya untuk menghasut suasana kekacauan menjelang pemilu," katanya kepada wartawan, beberapa jam sebelum serangan terhadap markas polisi di Istanbul, tanpa mengidentifikasi kelompok mana yang menjadi dalang serangan.

Menteri Kehakiman Turki, Kenan Ipek, mengatakan dua anggota ekstrem kiri dari Revolutionary People's Liberation Party-Front (DHKP-C) yang menyandera jaksa Mehmet Selim Kiraz, 46, sandera pada Selasa telah “menodongkan pistol kepada seluruh bangsa.”

"Kami tidak melihat ini sebagai serangan terhadap mendiang jaksa, tetapi pada sistem peradilan secara keseluruhan," katanya pada upacara untuk Kiraz yang dihadiri oleh ratusan pengacara dan hakim.

"Negara kita cukup kuat untuk melacak mereka yang ada di belakang orang-orang tak bermartabat ini… Fakta bahwa para pembunuhnya telah mati tidak harus meringankan kekuatan jahat itu,” katanya, saat peti mati Kiraz diletakkan di lobi gedung pengadilan.



Credit  CNN Indonesia