Senin, 06 April 2015

Kampanye dan Unjuk Rasa Anti-Islam Memanas di Australia



Kampanye dan Unjuk Rasa Anti-Islam Memanas di Australia  
Demonstrasi PEGIDA yang anti-Muslim di Jerman diikuti oleh semakin banyak peserta meski ditentang keras oleh pemerintah dan sebagian besar warga Jerman. (Reuters/Fabrizio Bensch)
 
 
Jakarta, CB -- Aksi unjuk rasa anti-Islam yang digelar di beberapa kota di Australia dilaporkan berlangsung panas. Di Perth, bentrokan terjadi antara seribuan orang yang menolak Islam di Australia dengan kelompok lain yang anti-rasis.

Mereka yang melakukan aksi menamai gerakan mereka sebagai "Reclaim Australia”. Berdasarkan keterangan mereka di laman grup yang tersebar di media sosial, gerakan anti-muslim digelar serentak di 16 kota di negeri kangguru. Termasuk Perth, Brisbane, Sydney, dan Melbourne.

Di Perth, mereka berkumpul di Harvest Terrace menolak hukum syariah, sertifikasi halal, dan Islamisasi. Anthony Hardwick dari Partai "Rise Up Australia" seperti dikutip media Australia mengatakan Islam saat ini menjadi ancaman terbesar di dunia.


Sementara itu di kota Brisbane, ibu kota negara bagian Queensland, aksi "Reclaim Australia" turut menghadirkan Pauline Hanson. Ia adalah politisi perempuan yang memimpin Partai "One Nation" itu berpidato dan mengaku aksinya tidak bisa dikategorikan sebagai rasis.

Laman "Reclaim Australia" menyebutkan Muslim harus mengikuti nilai-nilai Australia dan bukan sebaliknya. Mereka mendesak agar sertifikat Halal dilarang, demikian pula pendidikan Islam di sekolah harus dihapuskan.

Hujan deras di Sydney tidak menghalangi kelompok “Reclaim Australia. Diikuti 500 pendukung, kelompok ini berkumpul di Martin Place. Ketegangan sempat terjadi saat terjadi saling serang dan sindir antar kelompok yang berlawanan.

"Kami memiliki ideologi ekstrim yang disebut Islam yang mulai mendapatkan pijakan di masyarakat Australia," seorang orator dari grup “Reclaim Australia” kepada para pendukungnya.

Menanggapi itu, Koordinator pengunjuk rasa anti-rasis Mel Gregson mengatakan gerakan Reclaim Australia menyebar "teori konspirasi", terutama dengan menghubungkan produk halal dengan kelompok teroris Negara Islam.

Sementara itu, dilansir dari kantor berita ABC, Seorang pria dari Reclaim Australia di Hobart ditangkap dan didakwa setelah melakukan penyerangan. Pada Sabtu (4/4), memang disepakati sebelumnya dalam laman media sosial yang tersebar luas di Australia sebagai hari turun ke jalan bagi para warga yang memiliki pandangan bahwa Islam merupakan ancaman.

Credit  CNN Indonesia