Assad dinilai menolak tawaran AS tersebut dan memilih mengunjungi Iran.
CB,
TEHERAN -- Penasihat Parlemen Iran, Hossein Amir Abdollahian
mengatakan, kunjungan Presiden Suriah Bashar al-Assad ke Teheran pada
Senin lalu adalah respon negatif terhadap tawaran Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, AS menawarkan dukungan kepada Assad dengan syarat Suriah
harus memutuskan hubungan dengan Iran.
Abdollahian
menyampaikan, kunjungan Assad ke Iran menggagalkan rencana musuh yang
ingin memisahkan Suriah dengan Iran dan Hizbullah.
"Kunjungan
Presiden Suriah ke Teheran membawa pesan yang tersembunyi namun luar
biasa, kunjungan Bashar Assad ke presiden negara kami membawa beberapa
tujuan," katanya, dilansir dari
FARS News Agency, Rabu (27/2).
Ia
menjelaskan, tujuan pertama kunjungan Assad untuk mengucapkan selamat
pada peringatan 40 tahun kemenangan revolusi Islam. Kedua, mengapresiasi
dukungan Republik Islam untuk rakyat Suriah selama memerangi teroris.
Ia
menambahkan, pesan rahasia dari kunjungan tersebut adalah tanggapan
Assad terhadap permainan politik baru AS. Washington berusaha
menyampaikan pesan bahwa AS dapat menjamin kelangsungan Assad menjadi
presiden seumur hidup. Syaratnya, Suriah harus menjauhkan diri dari Iran
dan Hizbullah.
Namun, Assad menanggapi pesan musuh dengan
tegas. Republik Islam Iran dan Suriah termasuk para sekutu akan menjaga
perdamaian dan keamanan regional.
Selama di Iran,
Assad telah mengadakan pertemuan terpisah dengan Pemimpin Revolusi Islam
Ayatollah Seyed Ali Khamenei dan Presiden Iran Hassan Rouhani.
"Kunjungan
Bashar Assad ke Iran mengirim pesan ke dunia bahwa rakyat Suriah telah
memenangkan perang proxy yang diluncurkan oleh AS dan sekutunya di
wilayah itu," jelasnya.