Juru Bicara Angkatan Bersenjata Pakistan, Mayjen Asif Ghafoor. (AFP Photo/Aamir Qureshi)
Jakarta, CB -- Pemerintah Pakistan menyatakan akan membalas serangan udara yang dilakukan India di daerah Balakot, Muzafarabad, dekat wilayah Kashmir. Menurut mereka operasi itu melanggar batas wilayah mereka.
"Sekarang saatnya India menunggu balasan kami, dan pembalasan itu akan tiba. Kini waktunya kalian menunggu dan mendapatkan kejutan dari kami," kata Juru Bicara Angkatan Bersenjata Pakistan, Mayjen Asif Ghafoor, seperti dilansir CNN, Rabu (27/2).
Ghafoor menyatakan saat ini mereka sedang merancan serangan balasan untuk India. Dia menyatakan jet-jet tempur India melewati batas Garis Kendali (LoC) di wilayah Kashmir. Kemudian, Angkatan Udara Pakistan segera mengirim pesawat tempur untuk mencegat dan menghalau jet India.
"Kami mencegat jet India di Muzafarabad. Mereka membuang muatan sembari kabur menuju Balakot," ujar Ghafoor.
"Sekarang saatnya India menunggu balasan kami, dan pembalasan itu akan tiba. Kini waktunya kalian menunggu dan mendapatkan kejutan dari kami," kata Juru Bicara Angkatan Bersenjata Pakistan, Mayjen Asif Ghafoor, seperti dilansir CNN, Rabu (27/2).
Ghafoor menyatakan saat ini mereka sedang merancan serangan balasan untuk India. Dia menyatakan jet-jet tempur India melewati batas Garis Kendali (LoC) di wilayah Kashmir. Kemudian, Angkatan Udara Pakistan segera mengirim pesawat tempur untuk mencegat dan menghalau jet India.
"Kami mencegat jet India di Muzafarabad. Mereka membuang muatan sembari kabur menuju Balakot," ujar Ghafoor.
Menteri Luar Negeri India, Vijay Gokhale, mengklaim serangan itu menargetkan kamp pelatihan kelompok bersenjata Jaish e Mohammad. Mereka diduga menjadi dalang serangan bom bunuh diri yang menewaskan 40 pasukan India pada 14 Februari lalu di Pulwama, Kashmir.
Menurut informasi intelijen India, kamp itu dipimpin oleh Maulana Yousuf Azhar yang merupakan ipar dari pemimpin Jaish e Mohammed, Masood Azhar.
Aksi India membuat situasi di kawasan itu yang sudah rentan konflik semakin rapuh. Jika aksi saling balas terjadi bisa-bisa mengarah kepada perang besar. Apalagi kedua negara itu mempunyai hulu ledak nuklir.
China yang bertetangga dengan kedua negara itu meminta mereka saling menahan diri. Mereka beralasan negara-negara itu sama pentingnya untuk kawasan Asia Selatan.
"Kami harap kedua belah pihak bisa menahan diri, dan bersikap untuk menjaga kestabilan kawasan dan memperbaiki hubungan, bukan sebaliknya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang.
India dan Pakistan tercatat telah berperang sebanyak dua kali memperebutkan wilayah Kashmir, yakni pada Perang India-Pakistan pada 1947 dan pada 1999 dalam Perang Kargil. Sekitar 47 ribu orang meninggal dalam konflik itu.
Di samping itu ada juga orang-orang yang hilang. Namun, menurut lembaga pemantau hak asasi manusia diperkirakan jumlah korban bisa dua kali lipat.
Credit cnnindonesia.com