Nawaz Sharif divonis tujuh tahun penjara
CB,
ISLAMABAD — Pengadilan Pakistan menyatakan penolakan terhadap
permohonan bebas bersyarat, yang diajukan mantan perdana menteri
Pakistan, Nawaz Sharif. Sebelum permohonannya ini ditangguhkan, ia
sempat mengajukan banding.
Sharif divonis tujuh tahun penjara lantaran tidak mampu mengungkap
sumber pendapatannya. Ia mampu mengakuisisi pabrik baja Al-Azizia Steel
Mills di Arab Saudi.
Pengajuan bebas bersyarat ditolak ini
salam pengadilan pada Senin (25/2). Ia mengajukan hal tersebut dengan
alasan medis, karena Sharif sempat dirawat akibat penyakit jantungnya
kambuh.
Pengadilan
memutuskan kondisinya tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bebas
bersyarat, karena semua fasilitas medis di penjara telah tersedia
baginya. “Kami tentu kecewa dengan keputusan ini,” ungkap ajudan Sharif,
Shahid Khaqan Abbasi, kepada wartawan.
Meskipun kliennya
itu perlu mendapatkan perawatan khusus, namun pihaknya tetap menghormati
putusan pengadilan. “Kami selalu menghormati keputusan pengadilan. Kami
akan mengambil semua langkah hukum yang diperlukan,” kata Shahid lagi.
Mahkamah
Agung Pakistan sempat mencopot jabatan perdana menteri Sharif untuk
ketiga kalinya pada Juli 2017. Ini dikarenakan Sharif tidak bisa
menjelaskan berapa banyak uang gajinya dipakai untuk mengambil alih
pabrik baja yang kini dikelola anaknya itu.
Sharif juga
sudah dua kali dihukum karena dua kasus berbeda, dimana dalam dua kasus
itu, lagi-lagi ia tidak bisa mengungkapkan sumber pendapatannya. Salah
satu kasusnya adalah terkait kepemilikan properti kelas atas di London,
Inggris.
Pengadilan Tinggi sempat mengabulkan bebas
bersyaratnya pada September 2019 lalu. Pengadilan Tinggi menangguhkan
hukuman 10 tahun sembari menunggu putusan apakah Sharif bersalah atau
tidak.
Proses banding dalam kedua kasus tersebut masih terus berlanjut.
Sementara
itu Sharif menyebut tuduhan terhadapnya ini bermuatan politik. Ia
menuduh militer dan pengadilan bekerja sama untuk mengakhiri karir
politiknya, dan mengguncang Partai Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N).
PML-N
kalah dari Partai Kriket yang mengubah kedudukan Perdana Menteri
Pakistan baru diisi oleh Imran Khan, berdasarkan putusan dalam jajak
pendapat Juli 2018 lalu. Sharif menuduh militer mendukung Khan. Namun,
Khan dan militer membantah tuduhan itu.