CB, Jakarta - Ribuan demonstran Palestina berkumpul Jalur Gaza pada Ahad mendesak Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk mundur.
Pengunjuk rasa pro Hamas berkumpul di alun-alun al Sarya, menyerukan Otoritas Palestina membayar gaji pekerja publik dan pegawai negeri di Gaza, setelah pemotongan anggaran, seperti dikutip dari Aljazeera, 25 Februari 2019.
Selain meminta Abbas mundur, massa juga menuntut Israel membuka blokade Jalur Gaza.
Demonstrasi diserukan oleh Gerakan Populer untuk Keselamatan Nasional yang berbasis di Gaza, yang terdiri dari faksi-faksi Palestina termasuk Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza, dan para oposisi Abbas lainnya.
"Ini adalah momen bersejarah di mana kami berdiri di sini melawan ketidakadilan dan tirani," kata gerakan itu. "Kami di sini untuk menekankan bahwa kami bukan budak penguasa...Kami datang ke sini untuk menyerukan pemilihan umum, termasuk pemilihan presiden, parlemen dan kota."
Sejak 2006, tidak ada pemilihan parlemen di wilayah Palestina dan tidak ada pemilihan presiden sejak tahun sebelumnya.
Demonstrasi tandingan untuk mendukung Abbas juga digelar pada Ahad di kota Hebron, Tepi Barat, menurut Kantor Berita Wafa.
Mahmoud Abbas, 83 tahun, selama beberapa bulan terakhir mengurangi gaji pegawai negeri di Gaza, sebagai bagian dari upaya untuk menekan Hamas dan mendorong perjanjian rekonsiliasi yang bertujuan mengakhiri perpecahan internal Palestina.
Pengunjuk rasa pro Hamas berkumpul di alun-alun al Sarya, menyerukan Otoritas Palestina membayar gaji pekerja publik dan pegawai negeri di Gaza, setelah pemotongan anggaran, seperti dikutip dari Aljazeera, 25 Februari 2019.
Selain meminta Abbas mundur, massa juga menuntut Israel membuka blokade Jalur Gaza.
Demonstrasi diserukan oleh Gerakan Populer untuk Keselamatan Nasional yang berbasis di Gaza, yang terdiri dari faksi-faksi Palestina termasuk Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza, dan para oposisi Abbas lainnya.
"Ini adalah momen bersejarah di mana kami berdiri di sini melawan ketidakadilan dan tirani," kata gerakan itu. "Kami di sini untuk menekankan bahwa kami bukan budak penguasa...Kami datang ke sini untuk menyerukan pemilihan umum, termasuk pemilihan presiden, parlemen dan kota."
Sejak 2006, tidak ada pemilihan parlemen di wilayah Palestina dan tidak ada pemilihan presiden sejak tahun sebelumnya.
Demonstrasi tandingan untuk mendukung Abbas juga digelar pada Ahad di kota Hebron, Tepi Barat, menurut Kantor Berita Wafa.
Mahmoud Abbas, 83 tahun, selama beberapa bulan terakhir mengurangi gaji pegawai negeri di Gaza, sebagai bagian dari upaya untuk menekan Hamas dan mendorong perjanjian rekonsiliasi yang bertujuan mengakhiri perpecahan internal Palestina.
Credit tempo.co