MOSKOW - Dewan Federasi Rusia, atau majelis tinggi parlemen, menganggap penggunaan angkatan bersenjata secara tidak sah terhadap Venezuela oleh negara-negara yang mendukung kelompok oposisi sebagai agresi.
"Penggunaan kekuatan juga akan menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional," kata Dewan Federasi mengatakan dalam sebuah pernyataan, mengecam upaya asing untuk mencampuri urusan dalam negeri Venezuela.
"Rusia menghormati kedaulatan Venezuela dan akan terus bekerja dengan otoritas resmi negara itu," tegasnya seperti disitir dari Xinhua, Kamis (28/2/2019).
"Penggunaan kekuatan juga akan menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional," kata Dewan Federasi mengatakan dalam sebuah pernyataan, mengecam upaya asing untuk mencampuri urusan dalam negeri Venezuela.
"Rusia menghormati kedaulatan Venezuela dan akan terus bekerja dengan otoritas resmi negara itu," tegasnya seperti disitir dari Xinhua, Kamis (28/2/2019).
Dewan
Federasi Rusia mengatakan bahwa Venezuela dapat menyelesaikan krisis
mereka sendiri. Rusia secara konsisten menyerukan agar masalah itu
diselesaikan melalui hukum internasional dan cara legislatif negara itu
sendiri.
Dewan Federasi Rusia meminta PBB, parlemen asing dan organisasi antar-parlemen untuk mendukung dialog damai di negara Amerika Latin itu.
Diwartakan sebelumnya Wakil Presiden Brazil, Hamilton Mourao mengatakan, negaranya tidak akan mengizinkan Amerika Serikat (AS) melakukan intervensi militer di Venezuela dari wilayah Brazil.
Dewan Federasi Rusia meminta PBB, parlemen asing dan organisasi antar-parlemen untuk mendukung dialog damai di negara Amerika Latin itu.
Diwartakan sebelumnya Wakil Presiden Brazil, Hamilton Mourao mengatakan, negaranya tidak akan mengizinkan Amerika Serikat (AS) melakukan intervensi militer di Venezuela dari wilayah Brazil.
Ketegangan
berkobar di Venezuela pada Januari ketika ketua parlemen oposisi Juan
Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara, menolah
terpilihnya kembali Maduro dalam pemilu tahun lalu. Amerika Serikat
segera mengakui kepemimpinan tokoh oposisi itu dan diikuti oleh sejumlah
negara lain. Rusia, China, Meksiko, Turki, dan Uruguay, di sisi lain,
menyuarakan dukungan mereka untuk Maduro sebagai presiden negara yang
dipilih secara sah.
Credit sindonews.com