BOGOTA
- Layanan imigrasi Kolombia menuturkan, ratusan tentara Venezuela yang
membelot telah melarikan diri ke Bogota. Menurut Kolombia, setidaknya
sudah 320 tentara Venezuela yang menyeberang ke Bogota dalam beberapa
hari terakhir.
Kepala layanan imigrasi Kolombia, Christian Kruger Sarmiento menuturkan, tentara Venezuela, mulai dari tentara biasa, hingga pejabat militer, yang melarikan diri ke Kolombia kian hari kian bertambah.
"Sampai sekarang, kami telah menerima lebih dari 320 saudara Venezuela,militer, dan perwira pengawal Venezuela yang melarikan diri dari Venezuela. Mereka meminta bantuan di negara kami dan angka ini semakin meningkat," ucap Sarmiento, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (27/2).
Kepala layanan imigrasi Kolombia, Christian Kruger Sarmiento menuturkan, tentara Venezuela, mulai dari tentara biasa, hingga pejabat militer, yang melarikan diri ke Kolombia kian hari kian bertambah.
"Sampai sekarang, kami telah menerima lebih dari 320 saudara Venezuela,militer, dan perwira pengawal Venezuela yang melarikan diri dari Venezuela. Mereka meminta bantuan di negara kami dan angka ini semakin meningkat," ucap Sarmiento, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (27/2).
Dia
mengatakan, beberapa prajurit melintasi perbatasan dengan seragam dan
dengan senjata. Sementara yang lain berpakaian sipil dan terkadang
membawa anak-anak mereka. Dia menunjukkan bahwa banyak prajurit
Venezuela yang cacat meminta suaka dan pemerintah Kolombia sedang
memeriksa apakah mereka benar-benar membutuhkannya.
Sementara itu, dalam pertemuan Kelompok Lima di Bogota untuk membahas situasi di Venezuela, Menteri Luar Negeri Chili, Roberto Ampuero telah menggarisbawahi sikap negara itu terhadap krisis, dengan mengatakan bahwa Chili menentang penggunaan kekerasan di Venezuela.
"Sebagai anggota Kelompok Lima, Chili menegaskan kembali komitmen dan keyakinannya bahwa satu-satunya solusi untuk masalah Venezuela adalah cara damai dalam kerangka hukum internasional. Perdamaian dan dialog adalah prinsip-prinsip kebijakan luar negeri kita," ucap Ampuero.
Sementara itu, dalam pertemuan Kelompok Lima di Bogota untuk membahas situasi di Venezuela, Menteri Luar Negeri Chili, Roberto Ampuero telah menggarisbawahi sikap negara itu terhadap krisis, dengan mengatakan bahwa Chili menentang penggunaan kekerasan di Venezuela.
"Sebagai anggota Kelompok Lima, Chili menegaskan kembali komitmen dan keyakinannya bahwa satu-satunya solusi untuk masalah Venezuela adalah cara damai dalam kerangka hukum internasional. Perdamaian dan dialog adalah prinsip-prinsip kebijakan luar negeri kita," ucap Ampuero.
Ampuero
menyatakan, dalam pertemuan tersebut Chili mengusulkan untuk memasukkan
dalam deklarasi akhir sebuah paragraf yang menguraikan komitmen
terhadap solusi politik dan diplomatik untuk krisis di Venezuela tanpa
menggunakan kekerasan.
Posisi serupa juga disuarakan oleh Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, yang mengatakan bahwa Meksiko siap menjadi tuan rumah untuk dialog mengenai normalisasi situasi di Venezuela.
Posisi serupa juga disuarakan oleh Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, yang mengatakan bahwa Meksiko siap menjadi tuan rumah untuk dialog mengenai normalisasi situasi di Venezuela.
Credit sindonews.com