Ilustrasi serangan udara. (REUTERS/Omar Sanadiki)
Jakarta, CB -- Angkatan Bersenjata Amerika Serikat pada mengumumkan menggelar serangan udara di Somalia pada minggu (24/2) pekan lalu. Mereka mengklaim operasi itu menewaskan 35 anggota kelompok teroris Al Shabaab.
Seperti dilansir CNN, Selasa (26/2), serangan itu dilakukan sekitar 23 mil sebelah timur Beledweyne, wilayah Hiran. Komando AS di Afrika (AFRICOM) mengatakan operasi itu menargetkan para militan Al Shabaab ketika sedang berpindah posisi di daerah pedesaan.
Seperti dilansir CNN, Selasa (26/2), serangan itu dilakukan sekitar 23 mil sebelah timur Beledweyne, wilayah Hiran. Komando AS di Afrika (AFRICOM) mengatakan operasi itu menargetkan para militan Al Shabaab ketika sedang berpindah posisi di daerah pedesaan.
"Kami terus mendukung Somalia sebagai mitra kami, terutama ketika operasi mereka memberi kami kesempatan untuk melakukan perlawanan ke Al Shabaab sebagai elemen dari strategi mitra kami," kata Direktur AFRICOM, Gregg Olson.
"Dalam kasus serangan ini, kami menghentikan upaya Al Shabaab untuk mengerahkan pasukannya. Serangan ini juga bisa menghilangkan potensi ancaman bagi mitra kami dan orang-orang Somalia sebelum para teroris tersebut mengatur mereka," katanya.
Angkatan bersenjata AS mengatakan tidak ada warga sipil yang menjadi korban dalam serangan itu.
Serangan udara itu diikuti dengan empat serangan lainnya yang dilakukan selama akhir pekan yang menewaskan dua militan lain.
Menurut data AFRICOM, setidaknya ada 180 pejuang dari kelompok teroris yang berafiliasi dengan Al-Qaeda itu tewas dalam 22 serangan selama 2019.
Kementerian Pertahanan (Pentagon) memperkirakan ada 3.000 hingga 7.000 pejuang Al Shabaab, dan 70 hingga 250 pejuang kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Somalia pada Agustus 2018.
Serangan udara AS di Somalia semakin gencar di masa pemerintahan Presiden Donald Trump. Dia mengizinkan militer AS menggelar serangan presisi yang menargetkan Al Shabaab pada Maret 2017 dalam upaya untuk mendukung pemerintah Somalia.
Sebelumnya, AS hanya dibolehkan melakukan serangan udara untuk membela diri saat di lapangan.
Pada 2018, AS melakukan 47 serangan udara presisi terhadap militan Al Shabab. Sementara pada 2017, AS melakukan 35 serangan udara dan pada 2016 melakukan 15 kali serangan udara.
AS memiliki sekitar 500 tentara di Somalia, yang kebanyakan memiliki peran sebagai penasehat.
Credit cnnindonesia.com