ANKARA
- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk keras Presiden Mesir
Abdel Fattah el-Sissi setelah sembilan anggota Ikhwanul Muslimin
dieksekusi mati baru-baru ini. Erdogan mengatakan eksekusi itu merupakan
hal yang tidak bisa diterima.
"Mereka membunuh sembilan anak muda baru-baru ini. Ini bukan sesuatu yang bisa kita terima," kata Erdogan dalam sebuah wawancara dengan CNN-Turk dan Kanal D.
Eksekusi terhadap sembilan anggota Ikhawanul Muslimin itu berlangsung hari Rabu pekan lalu. Mereka yang dieksekusi dinyatakan bersalam atas pembunuhan terhadap jaksa penuntut umum Mesir pada tahun 2015.
"Mereka membunuh sembilan anak muda baru-baru ini. Ini bukan sesuatu yang bisa kita terima," kata Erdogan dalam sebuah wawancara dengan CNN-Turk dan Kanal D.
Eksekusi terhadap sembilan anggota Ikhawanul Muslimin itu berlangsung hari Rabu pekan lalu. Mereka yang dieksekusi dinyatakan bersalam atas pembunuhan terhadap jaksa penuntut umum Mesir pada tahun 2015.
"Tentu
saja, kita diberitahu bahwa itu adalah keputusan pengadilan, tetapi di
sana, keadilan, pemilu, semua itu, codswallop. Ada sistem otoriter,
bahkan totaliter," ujar Erdogan, seperti dikutip Times of Israel, Senin (25/2/2019).
"Sekarang, saya menjawab mereka yang bertanya-tanya mengapa Tayyip Erdogan tidak berbicara dengan Sissi, karena ada mediator yang kadang-kadang datang ke sini, tetapi saya tidak akan pernah berbicara dengan seseorang seperti dia," katanya.
Hubungan antara Turki dan Mesir telah hampir tidak ada sejak militer Mesir, yang saat itu dipimpin oleh Sissi, pada 2013 menggulingkan Presiden Mohamed Morsi yang didukung Ikhawanul Muslimin dan merupakan sekutu dekat Erdogan.
Ikhwanul Muslimin dinyatakan sebagai organisasi terlarang di Mesir. Namun, anggota kelompok itu mencari perlindungan di Turki.
Erdogan, yang mengecam penggulingan Morsi, kerap menarik paralel dengan kudeta yang gagal terhadap dirinya pada tahun 2016.
Presiden Turki tersebut juga menyerukan pembebasan tahanan Ikhwanul Muslimin lainnya di Mesir.
“Pertama-tama, dia harus membebaskan semua yang dipenjara dengan amnesti umum. Selama orang-orang ini belum dibebaskan, kami tidak akan dapat berbicara dengan Sissi," katanya.
"Sekarang, saya menjawab mereka yang bertanya-tanya mengapa Tayyip Erdogan tidak berbicara dengan Sissi, karena ada mediator yang kadang-kadang datang ke sini, tetapi saya tidak akan pernah berbicara dengan seseorang seperti dia," katanya.
Hubungan antara Turki dan Mesir telah hampir tidak ada sejak militer Mesir, yang saat itu dipimpin oleh Sissi, pada 2013 menggulingkan Presiden Mohamed Morsi yang didukung Ikhawanul Muslimin dan merupakan sekutu dekat Erdogan.
Ikhwanul Muslimin dinyatakan sebagai organisasi terlarang di Mesir. Namun, anggota kelompok itu mencari perlindungan di Turki.
Erdogan, yang mengecam penggulingan Morsi, kerap menarik paralel dengan kudeta yang gagal terhadap dirinya pada tahun 2016.
Presiden Turki tersebut juga menyerukan pembebasan tahanan Ikhwanul Muslimin lainnya di Mesir.
“Pertama-tama, dia harus membebaskan semua yang dipenjara dengan amnesti umum. Selama orang-orang ini belum dibebaskan, kami tidak akan dapat berbicara dengan Sissi," katanya.
Erdogan
juga menyerang negara-negara Barat yang, menurutnya, menggelar "karpet
merah" untuk Sissi dan menutup mata terhadap eksekusi terbaru di Mesir.
"Di mana orang Barat? Pernahkah Anda mendengar suara mereka?," katanya.
"Di sisi lain, ketika menyangkut orang-orang yang dipenjara di negara kita (Turki), mereka meneriakkan pembunuhan berdarah."
Amnesty International mengutuk eksekusi terhadap sembilan anggota Ikhwanul Muslimin di Mesir. Menurut Amnesty, mereka dihukum di pengadilan yang rusak oleh tuduhan penyiksaan.
"Di mana orang Barat? Pernahkah Anda mendengar suara mereka?," katanya.
"Di sisi lain, ketika menyangkut orang-orang yang dipenjara di negara kita (Turki), mereka meneriakkan pembunuhan berdarah."
Amnesty International mengutuk eksekusi terhadap sembilan anggota Ikhwanul Muslimin di Mesir. Menurut Amnesty, mereka dihukum di pengadilan yang rusak oleh tuduhan penyiksaan.
Credit sindonews.com