Anak-anak tersebut hidup di 31 zona konflik aktif di Yaman.
CB, SANA'A
-- Sebanyak 1,2 juta anak kini masih tinggal di daerah konflik di Yaman
dan negara yang diguncang. Anak-anak "Anak-anak terus hidup di 31 zona
konflik aktif termasuk Al-Hudaydah, Taiz, Hajjah dan Saada, di daerah
yang menyaksikan kerusuhan besar yang berkaitan dengan perang," kata
Geert Cappelaere, Direktur Regional Unicef untuk Timur Tengah dan Afrika
Utara, di dalam satu pernyataan, Senin (25/2).
Dia
menjelasan, tidak cukup perubahan yang terjadi buat anak-anak di Yaman,
sejak Kesepakatan Stockholm pada 13 Desember 2018," kata pejabat itu,
sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki,
Anadolu yang dipantau Antara di Jakarta.
"Setiap hari sejak itu, delapan anak telah tewas atau cedera.
Kebanyakan anak yang meninggal tersebut sedang bermain di luar rumah
bersama teman mereka atau dalam perjalanan ke atau dari sekolah," kata
Cappelaere.
Unicef menyeru semua pihak yang
berperang agar mengakhiri kekerasan di tempat bergolak dan di seluruh
wilayah Yaman, melindungi warga sipil, menjaga anak-anak dari bahaya dan
mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan buat anak-anak. Juga bantuan
untuk keluarga mereka di mana pun mereka berada di negeri itu.
Yaman
telah dirongrong oleh kerusuhan sejak 2014, ketika kelompok Syiah
Al-Houthi menguasai sebagian besar wilayah negeri tersebut. Krisis itu
meningkat pada 2015, ketika koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan
serangan udara yang memporak-porandakan dengan tujuan membalikkan
perolehan gerilyawan Al-Houthi.