Israel mendesak Uni Eropa untuk mengikuti langkah Inggris yang melarang Hizbullah
CB,
LONDON -- Inggris menyatakan pada Senin (25/2), akan melarang semua
organisasi sayap Hizbullah terkait pengaruhnya yang dianggap berbahaya
di Timur Tengah. Inggris menyatakan pergerakan asal Lebanon itu sebagai
organisasi teroris.
Inggris
telah melarang kelompok eksternal dan sayap militer Hizbullah
masing-masing pada tahun 2001 dan 2008. Namun, Inggris kini juga ingin
melarang pergerakan politik Hizbullah.
"Hizbullah terus
berupaya untuk mengacaukan situasi di Timur Tengah - dan kami tidak
lagi dapat membedakan antara sayap militer mereka yang sudah dilarang
dan partai politik," kata Sekretaris Dalam Negeri (menteri dalam negeri)
Sajid Javid seperti dikutip
Reuters, Senin (25/2).
"Karena ini, saya telah mengambil keputusan untuk melarang kelompok secara keseluruhan," kata dia dalam sebuah pernyataan.
Kelompok
Syiah yang didukung Iran ini sudah dianggap sebagai organisasi teroris
oleh Amerika Serikat yang pekan lalu menyatakan keprihatinan tentang
perannya yang tumbuh dalam pemerintah Libanon.
Di lain pihak, Anggota parlemen Hizbullah menyebut pekarangan itu sebagai suatu "pelanggaran kedaulatan".
Larangan
Inggris akan mulai berlaku pada hari Jumat setelah melalui persetujuan
parlemen. Artinya, siapa pun yang merupakan anggota Hizbullah atau
mengundang dukungan akan melakukan pelanggaran pidana dengan ancaman
hukuman hingga 10 tahun penjara.
Israel memuji keputusan Inggris untuk melarang Hizbullah. Israel bahkan mendesak Uni Eropa untuk mengikuti langkah Inggris.
"Semua
yang benar-benar ingin memerangi teror harus menolak perbedaan palsu
antara sayap 'militer' dan 'politik'," kata Menteri Keamanan Israel
Gilad Erdan, Senin (25/2).