MOSKOW
- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menuturkan, pernyataan
pejabat Amerika Serikat (AS), yang mengatakan bahwa hari Presiden
Venezuela, Nicolas Maduro telah dinomori, berarti bahwa Kuba dan
Nikaragua akan menjadi yang berikutnya.
Lavrov menekankan bahwa "Doktrin Monroe" artinya jika dibandingkan dengan doktrin yang sekarang sedang dibentuk, yang berarti bahwa AS merebut hak untuk menggunakan kekuatan di mana pun mereka ingin menggulingkan rezim, karena alasan tertentu atau hanya karena tidak sesuai dengan mereka.
"Moskow bekerja dengan semua negara yang juga prihatin tentang kemungkinan skenario militer di Venezuela untuk mencegah penggunaan kekuatan dalam krisis," kata Lavrov dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (27/2).
Lavrov menekankan bahwa "Doktrin Monroe" artinya jika dibandingkan dengan doktrin yang sekarang sedang dibentuk, yang berarti bahwa AS merebut hak untuk menggunakan kekuatan di mana pun mereka ingin menggulingkan rezim, karena alasan tertentu atau hanya karena tidak sesuai dengan mereka.
"Moskow bekerja dengan semua negara yang juga prihatin tentang kemungkinan skenario militer di Venezuela untuk mencegah penggunaan kekuatan dalam krisis," kata Lavrov dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (27/2).
"Bukan
kebetulan bahwa kepemimpinan Brasil, misalnya, telah menyatakan bahwa
mereka tidak akan berpartisipasi atau memberikan wilayah mereka kepada
Amerika. Negara untuk langkah agresif melawan Venezuela," sambungnya.
Dia kemudian menuturkan, Moskow memperhitungkan bahwa tidak ada satu pun negara bagian Amerika Latin, termasuk Kelompok Lima, yang mendukung penggunaan kekuatan di Venezuela. Lavrov mengatakan, Rusia mendesak Washington untuk memperhatikan posisi Kelompok Lima.
"Kami juga mencatat provokasi keras yang berusaha untuk menerobos perbatasan (Venezuela) dengan dalih memasok bantuan kemanusiaan bagi para korban. Skenario yang terkenal ini membayangkan klaim lebih lanjut dan upaya intervensi militer," tukasnya.
Dia kemudian menuturkan, Moskow memperhitungkan bahwa tidak ada satu pun negara bagian Amerika Latin, termasuk Kelompok Lima, yang mendukung penggunaan kekuatan di Venezuela. Lavrov mengatakan, Rusia mendesak Washington untuk memperhatikan posisi Kelompok Lima.
"Kami juga mencatat provokasi keras yang berusaha untuk menerobos perbatasan (Venezuela) dengan dalih memasok bantuan kemanusiaan bagi para korban. Skenario yang terkenal ini membayangkan klaim lebih lanjut dan upaya intervensi militer," tukasnya.
Credit sindonews.com