Kelompok bersenjata anti-pemerintah menyumbang 63 persen dari korban.
CB,
JAKARTA --- Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut kematian warga sipil
yang terjadi di Afghanistan mengalami peningkatan pada 2018 di banding
tahun-tahun sebelumnya. Kematian warga sipil meningkat 11 persen di mana
pada 2017 terdapat 3.804 orang tewas termasuk 927 anak-anak dan 7.189
orang lainnya luka-luka saat serangan bunuh diri dan pemboman yang
mendatangkan malapetaka di seluruh negara yang dilanda perang itu.
Laporan
itu dirilis sehari sebelum AS dan Taliban mengadakan pembicaraan yang
bertujuan untuk mengakhiri konflik yang dapat meningkatkan harapan untuk
perdamaian bersama dengan kekhawatiran bahwa penarikan Amerika dapat
menyebabkan perang saudara yang bahkan lebih berdarah. Menurut PBB,
setidaknya 32.000 warga sipil telah tewas dan 60.000 lainnya terluka
dalam dekade terakhir. Kenaikan jumlah kekerasan pada 2018 bersamaan
dengan peningkatan signifikan dalam jumlah kematian yang disebabkan oleh
penargetan warga sipil yang disengaja.
Sebagian besar
berasal dari serangan bunuh diri oleh pejuang yang bersekutu dengan
Taliban atau Negara Islam Irak dan negara-negara tersebut. Kelompok
bersenjata anti-pemerintah menyumbang 63 persen dari korban.
“Sudah
waktunya untuk mengakhiri kesengsaraan dan tragedi manusia ini. Cara
terbaik untuk menghentikan pembunuhan dan melukai warga sipil adalah
menghentikan pertempuran,” kata kepala misi PBB di Afghanistan,Tadamichi
Yamamoto seperti dilansir
Al Jazeera pada Senin (25/2).
Peningkatan
serangan udara oleh pasukan AS dan Afghanistan juga menyebabkan lebih
banyak kematian warga sipil pada 2018, dengan lebih dari 500 warga sipil
tewas oleh dalam operasi udara itu.
Amerika Serikat
mengintensifkan kampanye udaranya terhadap gerilyawan Taliban dan ISIL
saat Washington berupaya untuk menekan kelompok-kelompok bersenjata,
menjatuhkan amunisi dua kali lebih banyak pada 2018 dibandingkan tahun
sebelumnya.
Yamamoto mengatakan adanya korban sipil tidak
dapat diterima dan meminta semua pihak untuk segera mengambil langkah
konkret dan menghentikan peningkatan jumlah warga sipil yang
mengalami luka dan kehancuran hidup.