Jumat, 15 Februari 2019

ISIS Makin Terpojok, Lawan Pakai Bom Bunuh Diri


ISIS Makin Terpojok, Lawan Pakai Bom Bunuh Diri
Ilustrasi (Delil SOULEIMAN / AFP)


Jakarta, CB -- Jihadis ISIS menggunakan terowongan dan pengebom bunuh diri sebagai perlawanan balik terhadap tentara koalisi SDF yang mengepung mereka, Kamis (15/2) di kota Baghouz, Suriah. Mereka kian terdesak dan kini hanya menguasai kilometer terakhir di timur Suriah.

"Ada banyak terowongan di Baghouz sekarang. Inilah sebabnya mengapa operasi ini berlarut-larut. Ada banyak pelaku bom bunuh diri yang menyerang posisi kami, dengan mobil-mobil bermuatan bahan peledak dan sepeda motor," jelas Adnan Afrin, juru bicara Pasukan Demokrat Suriah dari pasukan Kurdi-Arab yang mempelopori kampanye melawan ISIS dengan dukungan koalisi yang dipimpin AS.

Pasukan pimpinan Kurdi mendekati kota kecil Baghouz tempat para pejuang IS dan kerabat mereka berjongkok dan bertemu dengan orang-orang yang kelaparan dan acak-acakan.



"Ada perlawanan yang signifikan," katanya kepada AFP di ladang minyak Al-Omar, pangkalan utama untuk serangan SDF terhadap potongan terakhir dari "kekhalifahan" IS asli.

Afrin menyebut bahwa ratusan pejuang dari berbagai negara terus melancarkan seranan balasan. Mereka adalah pejuang yang masih bertahan di benteng terakhir mereka di perbatasan Irak.

Para jihadis masih bertahan di wilayah sekitar satu kilometer persegi di daerah di kota Baghouz. Terdapat juga sebuah kemah di dekat mereka yang diyakini sebagai lokasi berkumpulnya warga sipil.

Afrin memperkirakan masih ada sekitar 1000 orang di wilayah itu, terdiri dari pejuang, pria dan wanita. Namun, ia menyebut sulit untuk memberikan angka yang akurat.


Menurut Afrin, dua serangan bom bunuh diri dibawa oleh seorang perempuan pada Kamis (14/2). Namun, bom ini tidak menimbulkan kerusakan apapun diantra tentara SDF.

Setiap hari, orang-orang terus keluar dari wilayah ISIS dalam beberapa hari terakhir. Mereka menyusuri jalan tanah menuju titik pengumpulan di mana pejuang dan sukarelawan SDF memberikan pertolongan pertama dan melakukan penyaringan pertama.

Banyak dari mereka yang menyelinap harus tidur di luar dalam cuaca dingin untuk mencapai SDF, di mana beberapa yang beruntung mendapatkan tenda sementara sisanya tersebar di selimut tipis.




Credit  cnnindonesia.com