Kemenangan Donald
Trump pada pemilihan presiden Amerika Serikat merupakan salah satu 10
risiko tertinggi yang dihadapi dunia, menurut kajian the Economist
Intelligence Unit (EIU).
Divisi riset dan analisa majalah the Economist itu memperingatkan bahwa keberadaan Trump pada kursi presiden AS bisa berdampak pada situasi keamanan dan politik dunia.Pada skala risiko 1 hingga 25, naiknya Trump sebagai presiden AS dikategorikan 12. Berdasarkan angka tersebut, Trump menduduki peringkat enam dalam 10 risiko tertinggi.
Persis di bawah Trump, juga dengan angka risiko 12, adalah peningkatan ancaman terorisme jihadi yang menggoyang stabilitas ekonomi dunia.
Bahkan potensi duduknya Trump di kursi nomor satu AS dinilai lebih berisiko dari hengkangnya Inggris dari Uni Eropa (peringkat delapan), bentrokan di Laut Cina Selatan akibat ekspansionisme Cina (peringkat sembilan), dan kenaikan harga minyak bumi akibat ambruknya investasi di sektor perminyakan (peringkat 10).
“Secara khusus dia menunjukkan sikap bermusuhan terhadap perdagangan bebas, terutama kawasan perdagangan bebas Amerika Utara (Nafta). Dia juga berulang kali mencap Cina sebagai ‘manipulator mata uang’,” sebut pernyataan EIU.
Trump juga telah menyerukan pembangunan “tembok besar” di sepanjang perbatasan AS-Meksiko, yang didanai Meksiko, demi membendung arus imigran tak berdokumen resmi dan penyalur narkotika ke wilayah AS.
Pernyataan keras Trump terhadap Meksiko dan Cina, lanjut EIU, “bisa berlanjut ke arah perang dagang.”
Dalam rangkaian kampanyenya, Trump menghendaki semua keluarga teroris dibunuh. Dia pun ingin menginvasi Suriah guna membasmi kelompok ISIS dan merebut minyak di sana.
“Tendensi militeristiknya terhadap Timur Tengah dan seruan pelarangan terhadap umat muslim ke AS akan menjadi alat perekrutan yang potensial bagi kelompok-kelompok jihadi sehingga meningkatkan ancaman baik di kawasan (Timur Tengah) dan lainnya,” papar EIU.
Bagaimanapun, EIU, memprediksi Trump tidak mampu mengalahkan Hillary Clinton yang dianggap sebagai “rivalnya dari Partai Demokrat”.
Pada daftar peringkat risiko tersebut, kejadian yang dinilai bakal menghadirkan risiko paling tinggi adalah krisis ekonomi di Cina. Insiden tersebut masuk kategori 20 dari skala 1-25.
Daftar peringkat risiko bagi dunia (skala 1-25)
- Cina mengalami krisis ekonomi. (20)
- Intervensi Rusia di Ukraina dan Suriah memulai terjadinya ‘perang dingin’ yang baru. (16)
- Volatilitas mata uang yang berpuncak pada pasar suatu krisis utang korporat di pasar yang berkembang pesat. (16)
- Terguncang akibat tekanan internal dan eksternal, Uni Eropa mulai retak. (15)
- Hengkangnya Yunani dari Uni Eropa disusul dengan terpecahnya zona mata uang euro. (15)
- Donald Trump memenangi pemilihan presiden AS. (12)
- Peningkatan ancaman terorisme jihadi yang menggoyang stabilitas ekonomi dunia. (12)
- Hengkangnya Inggris dari Uni Eropa. (8)
- Bentrokan di Laut Cina Selatan akibat ekspansionisme Cina. (8)
- Kenaikan harga minyak bumi akibat ambruknya investasi di sektor perminyakan. (4)
Credit BBC