Pesawat maskapai Egypt Air mendarat di
Bandara Internasional Larnaca, Siprus, kemarin, usai drama pembajakan
seorang pria yang mengaku membawa bahan peledak. (REUTERS/Yiannis
Kourtoglou)
Penerbangan domestik antar dua wilayah tersebut, menurut El Dibany, tidak pernah memakan waktu lama seperti kemarin.
Kegundahannya bertambah tatkala awak kabin mulai mengumpulkan paspor para penumpang.
"Ketika terbang ke Kairo, kamu tidak akan menyebrangi lautan," ucap perempuan itu kepada CNN. Kegundahan El Dibany ternyata benar. "Pesawat sedang dibajak," tuturnya menirukan kata-kata awak kabin.
Pengumuman tersebut lantas menimbulkan kepanikan luar biasa di dalam pesawat. El Dibany berkata, sejumlah penumpang histeris dan menangis.
Setelah pemberitahuan itu, awak kabin tak mengeluarkan pernyataan lanjutan. "Mereka juga tidak mengatakan apa yang diinginkan si pembajak atau ke arah mana pesawat akan terbang," ujar El Dibany.
|
Pembajak yang memaksa pilot mengalihkan penerbangan menuju Siprus membiarkan 81 penumpang, termasuk dua warga negara Inggris serta seorang warga Italia dan Irlandia, turun ke landasan. Tak ada yang terluka akibat insiden itu.
"Kejadian tersebut sungguh menyeramkan," kata El Dibany.
Aparat keamanan Siprus menahan pelaku, yang menurut Juru Bicara Kepresidenan, teridentifikasi dengan nama Seif El Din Mustafa.
Sekretaris Kementerian Luar Negeri Siprus, Alexandros Zinon, menyatakan informasi pembajak yang membawa bahan peledak adalah kabar yang keliru.
Menanggapi pembajakan tersebut, Presiden Siprus Nicos Anastasiades dengan nada bercanda berkata, "selalu ada wanita dalam sebuah persoalan."
Candaan Anastasiades itu, menurut Telegraph, merujuk pada dugaan sementara motif pembajakan Egypt Air bernomor penerbangan MS18 tersebut.
Stasiun berita Siprus, CYBC, melaporkan pembajakan ini diduga bermotif pribadi. Laporan CYBC menyebutkan, pembajak punya mantan istri di Siprus.
Saksi yang dikutip CYBC mengatakan, Samaha melemparkan surat di landasan bandara Larnaca, bertuliskan bahasa Arab, dan minta dikirimkan ke mantan istrinya yang warga Siprus.
Namun laporan ini masih belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.
Ahli keamanan di Asia-Pacific Foundation in London, Sajjan Gohel, juga menduga ada motif pribadi dalam peristiwa ini. Pasalnya menurut dia, sulit memercayai pembajak membebaskan banyak sekali penumpang.
"Jika insiden ini terkait ISIS, saya kira nasib penumpang sudah bisa dipastikan. Namun faktanya beberapa penumpang dibebaskan," kata dia.
Credit CNN Indonesia