Ilustrasi (Edward L. Pruitt/U.S. Navy via Getty Images)
Wakil Komandan Pasukan Khusus Zambasulta (Zamboanga-Basilan-Sulu dan Tawi-Tawi), Mayor Jenderal Demy Tejares, yang mengutip laporan intelijen militer Filipina mengatakan pada Selasa (29/3), kapal pembawa ribuan ton batu bara itu dibajak di perairan Sulu pada Senin malam kemarin.
Di bawah todongan senjata, para ABK tidak berkutik. Kemudian kapal itu ditarik menggunakan perahu yang lebih kecil oleh anggota Abu Sayyaf.
Kapal kecil yang digunakan untuk menarik Brahman 12 ditemukan di desa pesisir Tubig Dakula di Languyan, Tawi-Tawi, kata Tejares.
Juru bicara Komando Mindanao Barat, Mayor Filemon Tan Jr, mengatakan laporan awal yang mereka terima adalah adanya kru kapal asing yang hilang di wilayah Zambasulta.
Kelompok Abu Sayyaf yang berbaiat kepada ISIS di Suriah dan Irak kerap melakukan penculikan, pengeboman dan pembunuhan di wilayah selatan Filipina.
Kementerian Luar Negeri Indonesia membenarkan ada dua kapal yang dibajak Abu Sayyaf, yaitu Brahma 12 dan Anand 12, yang membawa 7.000 ton batubara. Sebanyak 10 awak kapal berkebangsaan Indonesia di dalamnya diculik.
Kapal itu bertolak dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menuju Filipina pada 15 Maret.
"Sejak tanggal 26 Maret, pihak pembajak sudah 2 kali menghubungi pemilik kapal," bunyi pernyataan dari Kemlu.
Terkait kasus tersebut, beberapa lembaga pemerintah Indonesia di sektor pelayaran, keamanan serta pertahanan, telah berkoordinasi.
Credit CNN Indonesia