Senin, 28 Maret 2016
Intai Rusia, NATO Ingin Terbangkan Jet Mata-mata Legendaris U-2
BRUSSELS - NATO minta agar pesawat jet mata-mata legendaris U-2 diterbangkan untuk mengawasi kebangkitan Rusia.
Pesawat mata-mata U-2 adalah salah satu simbol khas Perang Dingin yang dianggap sebagai pesawat mata-mata paling sukses.
Permintaan itu disampaikan Komandan NATO yang juga Kepala Pasukan Amerika Serikat (AS) di Eropa, Jenderal Philip Breedlove. Menurutnya, pesawat mata-mata U-2 harus kembali ke Eropa untuk mengawasi kebangkitan Rusia dan ulah agresif negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu.
“Jet ikonik di antara platform tambahan dalam pengumpulan data intelijen diperlukan untuk melawan ancaman yang ditimbulkan oleh Moskow setelah beberapa dekade aset militer Amerika mengalami penyusutan di wilayah tersebut,” katanya.
Komandan NATO yang akan mundur pada musim semi ini mengatakan bahwa Rusia menimbulkan ancaman jangka panjang jangka bagi AS.
Pesawat jet mata-mata U-2 memiliki sensor yang bisa melihat ranjau darat dari ketinggian 13 mil dan bisa menyadap data komunikasi dalam jumlah besar. Pesawat jet mata-mata ini dianggap efektif oleh NATO untuk memantau gerakan tiba-tiba pasukan Rusia di kawasan perbatasan Baltik dan Ukraina.
Namun, jika pesawat jet mata-mata U-2 benar-benar diterbangkan, hal itu bisa berisiko memicu kemarahan Rusia.
Ditembak Rudal
Pada tahun 1960, sebuah pesawat jet U-2 menjalankan misi mata-mata di atas wilayah udara Rusia. Namun, Rusia marah dan menembkan jatuh pesawat jet itu dengan rudal. Pilot CIA yang mengoperasikan pesawat itu, Gary Powers, disekap selama dua tahun oleh Moskow. Sedangkan Washington yang menahan malu atas gagalnya misi itu mengklaim pesawat itu hanya memantau pola cuaca.
Namun, faktanya, Powers diketahui dikirim untuk memata-matai instalasi militer Rusia. Penangkapan pilot CIA itu telah merusak pertemuan puncak perdamaian besar serta menyebabkan penarikan undangan untuk Presiden Dwight Eisenhower untuk mengunjungi Moskow.
Jenderal Breedlove yang merupakan mantan pilot pesawat tempur Angkatan Udara AS, dalam sambutannya, mengatakan pesawat U-2 bersama pesawat mata-mata lain yang dikenal sebagai RC-135 diperlukan untuk meningkatkan kemampuan intelijen Komando Eropa-Amerika atau Eucom.
“Eucom menemukan dirinya dalam paradigma yang bergeser, dimana ancaman strategis yang disajikan oleh (Vladimir) Putin, membutuhkan kami untuk memberikan jaminan yang kredibel terhadap apa yang tersisa dari satu-satunya andalan perang strategis terhadap Tanah Air,” ujarnya, seperti dikutip Independent, semalam (27/3/2016).
”Eucom membutuhkan platform tambahan pengumpulan intelijen, seperti U-2 atau RC-135, untuk membantu kebutuhan koleksi,” lanjut dia, mengacu pada koleksi data intelijen soal kebangkitan Rusia.
Credit Sindonews