Senin, 21 Maret 2016

Tentara Amerika Serikat tewas di Irak utara


Tentara Amerika Serikat tewas di Irak utara
ilustrasi Pejuang Syiah, yang bergabung dengan tentara Irak untuk berjuang melawan militan Negara Islam, merangkak di tanah saat latihan lapangan di gurun di Najaf, Irak, Sabtu (7/3/2015). (REUTERS/Alaa Al-Marjani )
 
Washington (CB) - Tentara Amerika Serikat anggota persekutuan melawan kelompok bersenjata ISIS tewas dalam Serangan roket di Irak utara, kata pejabat pertahanan negara adidaya itu pada Sabtu.

Pejabat itu mengatakan dua roket ditembakkan di pangkalan di Makhmur, kota di antara kota Mosul dengan Kirkuk. Satu dari roket itu tidak menyebabkan kerusakan, kata pejabat itu.

Pejabat itu menambahkan bahwa tentara lain terluka tapi tidak merinci.

Pada Oktober, Sersan Joshua Wheeler (39) dari Roland, Oklahoma, menjadi orang pertama Amerika Serikat tewas dalam pertempuran di Irak sejak 2011 ketika tewas dalam tugas semalam untuk menyelamatkan sandera dari petempur ISIS.

Pada awal tahun ini, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ash Carter mengumumkan bahwa pasukan baru negara adidaya itu dari pasukan gerakan khusus tiba di Irak dan siap bekerja dengan pasukan Irak untuk menggempur ISIS.

Pasukan itu hanya berkekuatan sekitar 200 orang dan penyebarannya menandai perluasan terkini dari tekanan tentara Amerika Serikat atas IS.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada medio Februari mengutuk pembunuhan mengejutkan Amer Al-Kaissy, warga negara Irak perwira penghubung bagi Duta PBB di Irak di Diyala, Irak Timur.

Ban menyeru pemerintah Irak menjamin bahwa pelaku kejahatan itu dimintai pertanggungjawaban.

Al Kaissy, anggota staf lokal PBB, diculik dari provinsi Diyala, Irak Timur, pada April, demikian pernyataan keluaran juru bicara Ban di Markas Besar PBB, New York.

Pada Desember, 26 pemburu Qatar diculik dari daerah gurun terpencil di Irak Selatan oleh beberapa orang bersenjata. Setelah peristiwa itu, Kementerian Luar Negeri Qatar dalam pernyataan mengatakan telah menghubungi pemerintah Irak dan lembaga terkait pada tingkat politik serta keamanan tertinggi untuk menerima rincian pasti mengenai yang terjadi dan berusaha menjamin pembebasan pemburu tersebut. Sejak itu, belum ada kabar mengenai mereka.

Pada September, 18 pekerja Turki diculik di Kota Sadr, yang kebanyakan warganya pemeluk Syiah. Satu rekaman video dari kelompok gerilyawan belum dikenal memperlihatkan sandera tersebut dan menuntut Turki menghentikan arus gerilyawan ke wilayah Irak.

Rekaman itu juga menuntut Turki menghentikan saluran minyak dari Wilayah Kurdi di Irak Utara ke wilayah Turki serta mencabut yang digambarkannya "pengepungan" atas kota besar Suriah.

Semua pekerja tersebut dibebaskan dalam satu bulan.

Meskipun penculikan untuk meminta tebusan biasa terjadi di seluruh Irak, penculikan orang asing dalam jumlah banyak adalah gejala baru.

Sebelumnya, beberapa warga negara Amerika Serikat diculik pada Januari, terakhir kali orang Amerika Serikat diculik di Irak adalah pada 2010. Jumlah dan kecanggihan penculikan orang asing menunjukkan penanggung jawab bergerak dengan tingkat kekebalan tertentu, demikian Reuters.




Credit  ANTARA News