Petugas memeriksa puing-puing badan pesawat
FlyDubai usai jatuh di bandara Rostov-On-Don, Moskow, Rusia, 19 Maret
2016. Diketahui pesawat yang berbasis di Dubai tersebut mengalami
kecelakaan usai mencoba pendaratan dengan kondisi jarak pandang yang
minim. REUTERS
"Penyebab jatuhnya pesawat adalah kuatnya embusan angin yang mendekati level badai,” kata Gubernur Rostov Vasily Golubev, seperti dilansir dari LA Times, Ahad, 20 Maret 2016.
Rekaman CCTV menunjukkan pesawat mendarat dalam posisi cenderung condong kemudian meledak. Ledakan tersebut hingga meninggalkan lubang di landasan pacu dan melumat pesawat.
Hancurnya badan pesawat dan penumpang akibat ledakan itu membuat proses identifikasi menjadi lama dan sulit. Namun investigator mengatakan rekaman di kokpit dan data penerbangan lainnya berada dalam kondisi yang memuaskan.
Menteri Situasi Darurat Rusia Vladimir Puchkov mengatakan pesawat yang jatuh berjenis Boeing 737-800 dan dioperasikan FlyDubai. Pesawat mengangkut tujuh kru dan 55 penumpang yang kebanyakan warga Rusia. Empat orang di antaranya merupakan anak-anak. FlyDubai telah mengkonfirmasi tak ada yang selamat dalam peristiwa tersebut.
CEO FlyDubai Ghaith al-Ghaith mengatakan pilot pesawat yang jatuh berasal dari Cyprus dan Spanyol. Mereka masing-masing memiliki pengalaman terbang selama 5.965 and 5.769 jam. Kru kabin terdiri atas dua warga Rusia serta warga Seychelles, Kolombia, dan Kyrgyzstan.
Para ahli mengatakan beberapa pesawat mengalami masalah ketika hendak mendarat pada hari kejadian. Sebuah pesawat bahkan mencoba mendarat tiga kali sebelum akhirnya memutuskan mendarat di bandara lain.
Berdasarkan data cuaca yang dilaporkan televisi nasional Rusia, angin di level darat tidak terlalu berbahaya saat FlyDubai mencoba mendarat pertama kalinya. Namun angin pada ketinggian 500 meter atau 1.640 kaki ke atas mendekati kecepatan badai, yaitu sekitar 30 meter per detik atau 67 mph. Setelah pesawat jatuh, angin di dekat permukaan mencapai 22 meter per detik atau 49 mph, dan bisa lebih kuat di ketinggian.
Juru bicara Flightradar24, Ian Petchenik, mengatakan pesawat FlyDubai gagal mendarat dan berputar di udara sekitar dua jam sebelum kembali mencoba mendarat. Data Flightradar24 menunjukkan pesawat mulai naik lagi setelah berputar. Lalu pesawat tiba-tiba jatuh dalam posisi vertikal dengan kecepatan 6.400 meter per menit.
“Jatuhnya pesawat itu tidak bisa dikontrol,” ujar pilot veteran Rusia, Sergei Kruglikov. Ia mengatakan perubahan kecepatan angin dan arah yang tiba-tiba dapat menyebabkan sayap pesawat kehilangan kekuatan untuk mengangkatnya.
Credit TEMPO.CO
Ucapan Terakhir Pilot Flydubai FZ981 Sebelum Jatuh
Cypriot Aristos Sokratous, pilot dari FlyDubai flight dan co-pilot Spaniard Alejandro Álava Cruz. facebook.com
Sebagaimana dilansir dari laman Al Arabiya, dari hasil rekaman pembicaraan pilot dan petugas bandara berdurasi tujuh menit itu terdengar suara pilot pesawat menyatakan keprihatinan atas kondisi cuaca. "Apakah cuaca sudah lebih baik?" ujar si pilot saat mereka mendekati Bandara Rostov-on-Don, Rusia.
Juga dalam rekaman itu, pilot meminta informasi tentang berbagai perubahan yang terjadi di darat. Percakapan beralih antara bahasa Inggris dan Rusia.
Pesawat mencoba melakukan dua kali pendaratan. Pada percobaan kedua, pesawat meledak, terbakar, dan pecah menjadi serpihan.
Menteri Darurat Rusia Vladimir Puchkov mengatakan pesawat yang jatuh berjenis Boeing 737-800. Pesawat mengangkut tujuh kru dan 55 penumpang, yang kebanyakan warga Rusia. Empat orang di antaranya anak-anak. Flydubai telah mengkonfirmasi tak ada yang selamat dalam peristiwa tersebut.
Para ahli mengatakan beberapa pesawat mengalami masalah ketika hendak mendarat pada hari nahas itu. Sebuah pesawat bahkan mencoba mendarat tiga kali sebelum akhirnya memutuskan mendarat di bandara lain.
Berdasarkan data cuaca yang dilaporkan stasiun televisi nasional Rusia, angin di level darat tidak terlalu berbahaya saat Flydubai mencoba mendarat pertama kalinya. Namun angin pada ketinggian 500 meter atau 1.640 kaki ke atas mendekati kecepatan badai, yaitu sekitar 30 meter per detik atau 67 mil per jam (mph). Setelah pesawat jatuh, angin di dekat permukaan mencapai 22 meter per detik atau 49 mph dan bisa lebih kuat di ketinggian.
Penyidik sedang berusaha menentukan beberapa kemungkinan penyebab kecelakaan: kesalahan kru, kegagalan teknis, dan kondisi cuaca yang buruk
Credit TEMPO.CO