MOSKOW
- Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengirimkan ucapan selamat kepada
kompatriotnya Presiden Suriah Bashar al-Assad. Hal itu dilakukan Putin
setelah pasukan pemerintah Suriah berhasil merebut kota Palmyra dari
tangan ISIS.
"Assad sangat menghargai bantuan pasukan udara Rusia yang telah disediakan dan menggarisbawahi bahwa keberhasilan mendapatkan kembali Palmyra tidak mungkin tanpa dukungan Rusia," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dikutip Reuters dari kantor berita TASS, Minggu (27/3/2016).
Militer Suriah berhasil merebut kembali kota Palmyra dari tangan ISIS, setelah terlibat pertempuran panjang yang memakan waktu selama tiga minggu. Kelompok pemantau konflik di Suriah mengatakan, sedikitnya 400 militan ISIS tewas dalam pertempuran terbaru di kota kuno Suriah, Palmyra.
Keberhasilan Suriah tersebut tidak lepas dari bantuan serangan udara yang dilakukan oleh Rusia. Kepala pusat rekonsilisiasi Rusia, Letnan Jenderal Sergei Kuralenko mengatakan, jet-jet tempur Rusia telah melakukan 41 sorti untuk mendukung serangan ofensif pasukan Suriah di Palmyra.
"Sebagai akibat dari serangan udara Rusia, sebanyak 146 sasaran teroris, termasuk pusat komando, depot amunisi, sistem artileri, tank dan kendaraan bermotor, hancur," katanya.
"Assad sangat menghargai bantuan pasukan udara Rusia yang telah disediakan dan menggarisbawahi bahwa keberhasilan mendapatkan kembali Palmyra tidak mungkin tanpa dukungan Rusia," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dikutip Reuters dari kantor berita TASS, Minggu (27/3/2016).
Militer Suriah berhasil merebut kembali kota Palmyra dari tangan ISIS, setelah terlibat pertempuran panjang yang memakan waktu selama tiga minggu. Kelompok pemantau konflik di Suriah mengatakan, sedikitnya 400 militan ISIS tewas dalam pertempuran terbaru di kota kuno Suriah, Palmyra.
Keberhasilan Suriah tersebut tidak lepas dari bantuan serangan udara yang dilakukan oleh Rusia. Kepala pusat rekonsilisiasi Rusia, Letnan Jenderal Sergei Kuralenko mengatakan, jet-jet tempur Rusia telah melakukan 41 sorti untuk mendukung serangan ofensif pasukan Suriah di Palmyra.
"Sebagai akibat dari serangan udara Rusia, sebanyak 146 sasaran teroris, termasuk pusat komando, depot amunisi, sistem artileri, tank dan kendaraan bermotor, hancur," katanya.
Credit Sindonews
Palmyra Sepenuhnya Direbut dari ISIS, UNESCO Girang
NEW YORK - UNESCO mengaku senang dengan laporan yang menyebut bahwa Palmyra sudah sepenuhnya direbut dari tangan ISIS oleh pasukan Suriah. Tapi, UNESCO juga khawatir kerusakan di kota bersejarah itu akan semakin besar, karena perang di Suriah masih berlangsung.
"Untuk merebut Palmyra dari ISIS, untuk mengambilnya dari kontrol mereka, tentu akan menjadi hal yang baik, mengingat apa yang telah mereka lakukan untuk kota dan orang-orang," kata kepala respon darurat UNESCO, Giovanni Boccardi.
"Pada saat yang sama, kita melihat bahwa pertempuran mungkin masih berkecamuk, jadi ini adalah saat yang sangat kritis ketika kerusakan lebih lanjut bisa terjadi," sambungnya, seperti dilansir Russia Today pada Minggu (27/3).
Dirinya berharap semua pihak yang memiliki pengaruh di Suriah untuk bisa menggunakan pengaruhnya agar bisa mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut di kota, yang menurut Boccardi adalah wajah Suriah.
"Sangat penting bahwa orang-orang yang ada dan memiliki kekuatan melakukan apapun yang mereka bisa untuk melindungi kota ini, karena Palmyra bukan hanya sebuah situs arkeologi, itu adalah simbol dari Suriah," imbuhnya.
Dirinya menambahkan, mengingat keadaan saat ini, sulit untuk memperkirakan seberapa banyak situs sejarah dapat diselamatkan." Pemeriksaan lebih rinci diperlukan untuk memahami apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kota," pungkasnya.
Credit Sindonews