Jumat, 18 Maret 2016

Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik Jarak Menengah


Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik Jarak Menengah  
Di tengah ketegangan di semenanjung Korea yang meningkat, Korea Utara dilaporkan menembakkan rudal balistik yang terbang sekitar 800km lepas pantai timur. (Reuters/KCNA)
 
Jakarta, CB -- Korea Utara dilaporkan menembakkan rudal balistik yang terbang sekitar 800km lepas pantai timur. Peluncuran rudal balistik ini dilakukan hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi yang lebih keras dan luas kepada negara terisolasi pimpinan Kim Jong Un itu.

Kantor berita Korea Selatan menyatakan bahwa rudal yang diluncurkan pada Jumat (17/3) itu diduga merupakan rudal jarak menengah jenis Rodong.

Kepala Staf Kantor Militer Gabungan di Korea Selatan menyatakan bahwa rudal itu diluncurkan dari daerah dekat pantai barat, sebelah utara ibu kota Pyongyang. Rudal itu terbang melintasi semenanjung dan menuju pantai timur pada Jumat pagi.

Militer Korsel belum mengkonfirmasi jenis rudal, namun kemampuan rudal untuk terbang dengan jarak 800km melampaui kemampuan rudal jarak pendek yang dimiliki Korea Utara.

Sebelumnya, Korea Utara terakhir kali menembakkan rudal jarak menengah pada 2014.

Namun pekan lalu, Korea Utara menembakkan dua rudal jarak pendek ke lepas pantai timur. Kim bahkan memerintahkan negaranya untuk lebih banyak meluncurkan uji coba senjata nuklir dan rudal untuk meningkatkan kemampuan serangan.

Korea Utara pekan lalu juga mengklaim telah berhasil memperkecil ukuran rudal balistik sehingga dapat dipasangkan pada rudal balistik jarak jauh.

Dilaporkan CNN, militer Korea Selatan masih melakukan pelacakan dan pemantauan terkait tindakan Korut yang dinilai memprovokasi ketegangan ini.

Peluncuran rudal dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea, akibat sejumlah tindakan Korut yang agresif beberapa bulan terakhir. Pada awal Januari, Korut menguji coba bom nuklir, sementara pada awal Februari, Korut meluncurkan roket jarak jauh yang diklaim sebagai satelit pemantau bumi. Tindakan Korut ini dinilai berisiko menimbulkan sanksi baru dari Dewan Keamanan PBB.

Korea Utara kerap kali menembakkan rudal ketika ketegangan di semenanjung Korea meningkat atau ketika berada dalam di bawah tekanan untuk tidak mengembangkan program senjata. Ketegangan juga meningkat akibat latihan militer gabungan tahunan Korsel-AS yang dinilai Korut sebagai persiapan perang.

AS menjatuhkan sanksi baru yang lebih keras dan luas terhadap Pyongyang pada Rabu (16/3), yang bertujuan untuk memperluas blokade AS terhadap negara yang terisolasi itu. Di bawah sanksi ini, individu dan entitas yang berhubungan dengan perekonomian Korea Utara terancam masuk daftar hitam AS.

Sementara, Mahkamah Agung Korea Utara pada Rabu menghukum seorang mahasiswa Amerika Serikat dengan hukuman kerja keras selama 15 tahun karena dinyatakan bersalah atas kejahatan terhadap negara. Washington menilai hukuman itu bermotif politik.



Credit  CNN Indonesia