CB, HAINAN -- Wakil Presiden Jusuf Kalla
mengatakan konflik Laut Cina Selatan (LCS) dapat menjadi keajaiban bagi
perekonomian di Asia jika itu dikelola dengan baik oleh negara-negara di
kawasan tersebut.
"Berkaitan dengan Laut Cina Selatan, Asia harus menjadikannya sebagai isu prioritas. Jika kita dapat mengelolanya dengan baik, maka itu akan menjadi awal bagi keajaiban ekonomi Asia. Kita harus mengubah potensi konflik menjadi peluang kerja sama konkret," kata Wapres dalam sambutannya pada Konferensi Boao Forum for Asia di Hainan, Cina, Kamis (24/3).
Dengan adanya tantangan di bidang perekonomian di kawasan Asia, kata Kalla, itu dapat menjadi pemersatu negara-negara yang berkonflik di kawasan Laut Cina Selatan untuk menemukan komitmen baru.
"Kami (Indonesia) memahami bahwa menyelesaikan sengketa wilayah tidaklah mudah. Oleh karena itu, akan menjadi lebih produktif jika negara yang berkonflik dapat melakukan usaha bersama untuk menyelesaikan persoalan itu demi keuntungan bagi kawasan," tambahnya.
Dengan adanya Konferensi Boao Forum for Asia, yang dihadiri oleh para pemimpin negara dan pejabat tinggi dari seluruh negara kawasan, Wapres Kalla meminta semua pihak untuk memperkuat peran Asia.
"Kita harus mampu membuang jauh perbedaan-perbedaan kita dan mengutamakan pada tujuan umum kita untuk mempertahankan peran Asia sebagai mesin pertumbuhan secara global," kata Wapres.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menghadiri upacara pembukaan Boao Forum for Asia (BFA) dan memberikan sambutan pada Konferensi bertemakan Masa Depan Baru Asia: Dinamika Baru, Visi Baru di Boao, Provinsi Hainan, Cina. Boao Forum for Asia merupakan kegiatan swadaya atau nonprofit yang membahas mengenai kegiatan perekonomian, politik, inovasi dan budaya di Asia.
Forum tersebut diselenggarakan di Kota Boao, Provinsi Hainan, selama empat hari mulai 22-25 Maret dan mengutamakan pada upaya pembaruan persediaan bahan bakar di dunia serta pembangunan ekonomi di kawasan. Dalam Forum tersebut akan dibahas 12 tema diskusi antara lain terkait teknologi canggih, kemajuan pabrik dan industri terkini di kawasan Asia.
Selain Wapres RI Jusuf Kalla, BFA juga dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara antara lain Perdana Menteri Nepal Khadga Prasad Sharma Oli, Perdana Menteri Lithuania Algirdas Butkewiczius, Perdana Menteri Belgia Charles Michel, Wakil Perdana Menteri Korea Selatan Yoo Il-ho dan Wakil Perdana Menteri Rusia Arkaji Dvorkovich.
"Berkaitan dengan Laut Cina Selatan, Asia harus menjadikannya sebagai isu prioritas. Jika kita dapat mengelolanya dengan baik, maka itu akan menjadi awal bagi keajaiban ekonomi Asia. Kita harus mengubah potensi konflik menjadi peluang kerja sama konkret," kata Wapres dalam sambutannya pada Konferensi Boao Forum for Asia di Hainan, Cina, Kamis (24/3).
Dengan adanya tantangan di bidang perekonomian di kawasan Asia, kata Kalla, itu dapat menjadi pemersatu negara-negara yang berkonflik di kawasan Laut Cina Selatan untuk menemukan komitmen baru.
"Kami (Indonesia) memahami bahwa menyelesaikan sengketa wilayah tidaklah mudah. Oleh karena itu, akan menjadi lebih produktif jika negara yang berkonflik dapat melakukan usaha bersama untuk menyelesaikan persoalan itu demi keuntungan bagi kawasan," tambahnya.
Dengan adanya Konferensi Boao Forum for Asia, yang dihadiri oleh para pemimpin negara dan pejabat tinggi dari seluruh negara kawasan, Wapres Kalla meminta semua pihak untuk memperkuat peran Asia.
"Kita harus mampu membuang jauh perbedaan-perbedaan kita dan mengutamakan pada tujuan umum kita untuk mempertahankan peran Asia sebagai mesin pertumbuhan secara global," kata Wapres.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menghadiri upacara pembukaan Boao Forum for Asia (BFA) dan memberikan sambutan pada Konferensi bertemakan Masa Depan Baru Asia: Dinamika Baru, Visi Baru di Boao, Provinsi Hainan, Cina. Boao Forum for Asia merupakan kegiatan swadaya atau nonprofit yang membahas mengenai kegiatan perekonomian, politik, inovasi dan budaya di Asia.
Forum tersebut diselenggarakan di Kota Boao, Provinsi Hainan, selama empat hari mulai 22-25 Maret dan mengutamakan pada upaya pembaruan persediaan bahan bakar di dunia serta pembangunan ekonomi di kawasan. Dalam Forum tersebut akan dibahas 12 tema diskusi antara lain terkait teknologi canggih, kemajuan pabrik dan industri terkini di kawasan Asia.
Selain Wapres RI Jusuf Kalla, BFA juga dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara antara lain Perdana Menteri Nepal Khadga Prasad Sharma Oli, Perdana Menteri Lithuania Algirdas Butkewiczius, Perdana Menteri Belgia Charles Michel, Wakil Perdana Menteri Korea Selatan Yoo Il-ho dan Wakil Perdana Menteri Rusia Arkaji Dvorkovich.
Credit REPUBLIKA.CO.ID