Selasa, 15 Maret 2016

Bukan Suu Kyi, Htin Kyaw yang Menjadi Presiden Myanmar

Bukan Suu Kyi, Htin Kyaw yang Menjadi Presiden Myanmar

Calon Presiden Myanmar Dari kiri: Htin Kyaw, Myint Swe, dan Henry Van Thio. Thaipbs.or.th
 
CB, Yangoon - Htin Kyaw, teman dekat penerima hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, dipilih oleh parlemen menjadi Presiden Myanmar, Selasa, 15 Maret 2016. Terpilihnya Htin sebagai langkah maju Myanmar dalam menapak demokrasi setelah negeri itu dipimpin oleh militer dalam beberapa dekade.

Pria 69 tahun itu dipilih oleh parlemen dalam sidang setelah partai oposisi Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) mengambil kekuasaan pertama kalinya pada 1 April 2016. Pemimpin NLD, Suu Kyi, tidak bisa menjadi presiden meskipun partainya memenangkan kursi mayoritas di parlemen karena dia menikah dengan pria warga negara asing.

Menurut konstitusi Myanmar, Suu Kyi tidak boleh memimpin negara, meskipun demikian dia menyatakan akan bertanggung jawab atas terselenggaranya pemerintahan. Hingga pekan lalu, Htin Kyaw hampir tidak dikenal masyarakat dan tak disangka hingga dia menjadi presiden Myanmar melalui sebuah pemilihan secara demokratis di parlemen.

Wartawan Al Jazeera, Wayne Hay, mengatakan, ada spekulasi Suu Kyi mungkin menjadi Perdana Menteri--sebuah posisi yang baru-baru ini diaktifkan kembali. Bila hal itu terjadi diperkirakan bakal dapat menimbulkan friksi dengan kekuatan militer.

"Sebagai Perdana Menteri, dia akan bisa melakukan perjalanan keliling dunia dan bertemu dengan para pemimpin dunia. Pada dasarnya, dia menjalankan tugas sebagai presiden meskipun Suu Kyi tidak mendapatkan jabatan tersebut," kata Hay.

Suu Kyi memimpin NLD memenangkan pemilihan umum pada 8 November 2015 setelah beberapa dekade kerap mendapatkan perlakuan brutal dari para jenderal Myanmar.

Htin Kyaw pernah menjadi Menteri Luar Negeri namun dia mengundurkan diri untuk membantu Suu Kyi, sahabatnya sejak masih anak-anak dengan bergabung ke partai politik pimpinan Suuu Kyi, NLD.

Ketika Myanmar dalam genggaman kekuasaan militer, Htin Kyaw dijebloskan dalam kurungan besi bersama para aktivis pro-demokrasi. Dai putra seorang penyair dan menantu anggota pendiri gerakan pro-demokrasi negeri itu.

Pada pemilihan presiden yang digelar oleh parlemen Myanmar, Selasa, 15 Maret 2016, Htin Kyaw meraih 360 suara dari 652. Dia dianggap menang mutlak. Pada pemilihan tersebut panitia pemungutan membacakan hasilnya dengan suara keras.

Adapan pesaingya dari kalangan militer, Myint Swe, hanya mendapat 213 suara dan akan menjadi wakil presiden. Rekan Htin Kyaw dari NLD, Henry Van Tio, hanya mendulang 79 suara sehingga dia harus puas menduduki pos wakil presiden kedua.



Credit  TEMPO.CO