Kamis, 23 Agustus 2018

Pembicaraan Damai, Afghanistan Minta Bantuan Rusia Tekan Taliban

Pembicaraan Damai, Afghanistan Minta Bantuan Rusia Tekan Taliban
Taliban berencana untuk ambil bagian dalam pembicaraan damai Afghanistan di Moskow pada 4 September mendatang. Foto/Istimewa

KABUL - Afghanistan berharap Rusia dapat menekan gerilyawan Taliban untuk mengadakan pembicaraan damai dengan pemerintah. Hal itu dikatakan pejabat keamanan Afghanistan setelah dia bertemu duta besar Rusia di Kabul.

Taliban, yang berjuang untuk mengusir Amerika Serikat (AS) dan pasukan asing lainnya serta mengalahkan pemerintah Afghanistan yang didukung Barat, berencana untuk ambil bagian dalam pembicaraan damai Afghanistan di Moskow pada 4 September mendatang. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

"Penasihat keamanan nasional Afghanistan, Hanif Atmar, mengatakan kepada duta besar Rusia bahwa Afghanistan menghargai dukungan Rusia untuk proses perdamaian dan menyerukannya untuk menekan pemberontak Taliban agar memulai negosiasi dengan pemerintah Afghanistan," pernyataan kantor Atmar seperti dikutip dari Reuters, Rabu (22/8/2018).

Taliban pekan ini menolak tawaran gencatan senjata tiga bulan pemerintah Afghanistan dan mengatakan mereka akan terus melanjutkan perang mereka, dua komandan pemberontak mengatakan kepada Reuters. Pernyataan itu muncul setelah serangkaian serangan militan di mana ratusan orang telah tewas.


"Duta Besar Rusia Alexander Mantytski, mengatakan negaranya siap membantu Afghanistan membuat proses perdamaian sukses," kata kantor Atmar.

Menurut seorang diplomat senior di Kabul, Moskow dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan kontak langsung dengan Taliban, yang secara resmi dilarang di Rusia.

Rusia telah mengundang 12 negara, termasuk AS, ke pembicaraan Moskow bulan depan. Namun AS telah menolak undangan tersebut. Kementerian luar negeri Rusia pun menyesalkan keputusan AS.

Hampir 40 tahun telah berlalu sejak Moskow mengirim pasukannya ke Afghanistan, memulai pendudukan berdarah selama satu dasawarsa dan konflik faksional yang masih berlangsung.

Tahun ini, Rusia menolak tuduhan oleh komandan tertinggi NATO di Afghanistan telah memberi dukungan dan bahkan memasok senjata ke Taliban.

Seorang diplomat Barat di Kabul mengatakan, Rusia berusaha meningkatkan pengaruhnya dan meningkatkan citranya di Afghanistan dengan mengundang para pemimpin Taliban untuk berunding.

Taliban belum mengumumkan jika mereka akan menghadiri pembicaraan di Moskow.

Diplomasi antara Taliban dan berbagai negara - termasuk AS, Turki, dan Arab Saudi - telah berlangsung selama bertahun-tahun untuk mengakhiri fase terakhir perang di Afghanistan, yang dimulai dengan invasi AS pada tahun 2001. 





Credit  sindonews.com