WASHINGTON
- Korea Utara (Korut) dilaporkan telah mengambil langkah lebih banyak
untuk membongkar fasilitas peluncur rudal utamanya. Langkah ini sebagai
bukti bahwa Pyongyang bergerak untuk memenuhi komitmen yang dibuatnya
kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada pertemuan 12 Juni
di Singapura.
Situs 38North melaporkan bahwa citra satelit komersil yang diambil pada 3 Agustus menunjukkan lebih banyak fasilitas dan infrastruktur yang dimodifikasi atau dibongkar dari stasiun peluncuran satelit Sohae. Analisis intelijen mengatakan situs tersebut telah berfungsi sebagai situs pengujian penting untuk rudal balistik jarak jauh yang dikembangkan oleh Korut.
"Pada uji mesin vertikal, digunakan untuk pengujian dan pengembangan mesin untuk rudal balistik dan kendaraan peluncuran ruang angkasa, Korea Utara terus meruntuhkan struktur dasar baja dan tampaknya mengeluarkan bahan bakar dan tangki pengoksidasi dari bunker yang dibongkar," tulis analis North38, Joseph S. Bermudez Jr, dalam laporan itu seperti dikutip dari Washington Times, Rabu (8/8/2018).
Pada landasan peluncuran itu sendiri, dinding-dinding yang mengelilingi struktur transfer yang dipasang di rel yang digunakan untuk mendukung peluncuran roket telah dibongkar sebagian, dengan komponen-komponen mereka di dekatnya, gambar-gambar satelit menunjukkan.
Situs North38 secara dekat mengamati perkembangan militer dan politik di Korut. Situs ini adalah yang pertama melaporkan pekerjaan pembongkaran pendahuluan bulan lalu untuk menghancurkan bagian situs Sohae.
Presiden Trump membela hasil KTT Singapura bahkan ketika pejabat pemerintah menekan rezim Kim Jong-un untuk mengambil langkah konkrit dan permanen denuklirisasi.
Analisis North38, mengatakan kegiatan pembongkaran pada situs peluncuran itu tampaknya melampauikomitmen Kim Jong-un di Singapura, tetapi juga memperingatkan bahwa banyak kegiatan di Sohae yang ambigu dan mudah dibatalkan.
"Pembongkaran stan uji dan modifikasi pada lokasi peluncuran - diyakini sebagai satu-satunya fasilitas di Korut - harus dilihat dengan hati-hati sebagai langkah pertama karena tidak ada yang permanen atau tidak dapat diubah lagi,” tulis Bermudez.
"Bulan-bulan mendatang harus memberikan indikasi lebih kuat apakah ini memang 'langkah pertama' dalam mengurangi ancaman rudal balistik Korea Utara," demikian tulis Bermudez.
Situs 38North melaporkan bahwa citra satelit komersil yang diambil pada 3 Agustus menunjukkan lebih banyak fasilitas dan infrastruktur yang dimodifikasi atau dibongkar dari stasiun peluncuran satelit Sohae. Analisis intelijen mengatakan situs tersebut telah berfungsi sebagai situs pengujian penting untuk rudal balistik jarak jauh yang dikembangkan oleh Korut.
"Pada uji mesin vertikal, digunakan untuk pengujian dan pengembangan mesin untuk rudal balistik dan kendaraan peluncuran ruang angkasa, Korea Utara terus meruntuhkan struktur dasar baja dan tampaknya mengeluarkan bahan bakar dan tangki pengoksidasi dari bunker yang dibongkar," tulis analis North38, Joseph S. Bermudez Jr, dalam laporan itu seperti dikutip dari Washington Times, Rabu (8/8/2018).
Pada landasan peluncuran itu sendiri, dinding-dinding yang mengelilingi struktur transfer yang dipasang di rel yang digunakan untuk mendukung peluncuran roket telah dibongkar sebagian, dengan komponen-komponen mereka di dekatnya, gambar-gambar satelit menunjukkan.
Situs North38 secara dekat mengamati perkembangan militer dan politik di Korut. Situs ini adalah yang pertama melaporkan pekerjaan pembongkaran pendahuluan bulan lalu untuk menghancurkan bagian situs Sohae.
Presiden Trump membela hasil KTT Singapura bahkan ketika pejabat pemerintah menekan rezim Kim Jong-un untuk mengambil langkah konkrit dan permanen denuklirisasi.
Analisis North38, mengatakan kegiatan pembongkaran pada situs peluncuran itu tampaknya melampauikomitmen Kim Jong-un di Singapura, tetapi juga memperingatkan bahwa banyak kegiatan di Sohae yang ambigu dan mudah dibatalkan.
"Pembongkaran stan uji dan modifikasi pada lokasi peluncuran - diyakini sebagai satu-satunya fasilitas di Korut - harus dilihat dengan hati-hati sebagai langkah pertama karena tidak ada yang permanen atau tidak dapat diubah lagi,” tulis Bermudez.
"Bulan-bulan mendatang harus memberikan indikasi lebih kuat apakah ini memang 'langkah pertama' dalam mengurangi ancaman rudal balistik Korea Utara," demikian tulis Bermudez.
Credit sindonews.com