Senin, 13 Agustus 2018

FBI Selidiki Motif Pencurian Pesawat yang Jatuh di Alaska


FBI Selidiki Motif Pencurian Pesawat yang Jatuh di Alaska
FBI menyelidiki motif pencurian satu pesawat milik anak perusahaan Alaska Air dari bandara Seattle-Tacoma, Amerika Serikat. (Reuters/Brendan McDermid) 


Jakarta, CB -- Badan Penyelidik Federal (FBI) berupaya mengetahui motif seorang pegawai maskapai penerbangan mencuri satu pesawat kosong yang kemudian jatuh di Alaska, dari bandara Seattle, Amerika Serikat

Insiden ini menyebabkan kepanikan dan militer AS mengerahkan dua jet F15 mendekati pesawat yang dicuri itu.

FBI memimpin tim penyelidik yang juga meliputi Badan Penerbangan Federal dan Badan Keamanan Transportasi Nasional.


"Kami akan bekerja dengan menyeluruh, artinya menyusuri tempat pesawat jatuh, menyelidkii latar belakang terduga pelaku, dan mengkaji ulang semua aspek insiden ini dengan semua mitra swasta dan pemerintah," bunyi keterangan tertulis FBI.

Pegawai layanan darat Horizon Air, anak perusahaan Alaska Airlines, berhasil mencuri pesawat Bombardier Q400 turboprop pada Jumat (10/8) malam dari lokasi pemeliharaan pesawat bandara internasional Seattle-Tacoma.


Pria berusia 29 tahun yang belum diidentifikasi secara resmi oleh pihak berwenang terbang selama sekitar satu jam, dan melakukan aksi akrobat pesawat, sebelum jatuh di Pulau Ketron di Puget Sound, Alaska.

Pihak berwenang mengatakan pelaku cenderung memiliki keinginan bunuh diri dan bertindak sendirian. Dia diduga tewas ketika pesawat yang dicurinya itu jatuh.

Media-media setempat menyebut pelaku bernama Richard Russell, seorang penduduk negara bagian Washington, Amerika Serikat.

Direktur Utama Horizon Air Gary Beck mengatakan pelaku tidak diketahui memiliki izin terbang dan belum jelas bagaimana dia bisa lepas landas dan terbang dengan melakukan gerakan akrobat.

"Ada beberapa gerakan yang sangat luar biasa untuk pesawat sejenis ini," kata Beck dalam jumpa pers, Sabtu (11/8).

"Pesawat komersial sangat rumit. Pesawat ini tidak semudah menerbangkan, katakanlah, Cessna 150, jadi saya tidak tahu bagaimana dia mendapatkan pengalaman terbang seperti yang dia lakukan."

Kantor sheriff setempat mengunggah cuitan di Twitter bahwa aksi akrobat "atau kemampuan terbang yang kurang" menjadi penyebab pesawat itu jatuh.

Dalam rekaman pembicaraan antara Russell dan pengendali lalu lintas udara yang diunggah di dunia maya oleh Broadcastify.com, pelaku meminta maaf karena mengecewakan orang-orang yang mengasihinya. Dia menyebut dirinya "pria yang gagal."

"Mungkin ada beberapa sekrup yang longgar," kata Russell dalam rekaman itu. "Saya tidak tahu itu sebelumnya."

Dia juga menggambarkan indahnya matahari terbenam, mengeluh kepalanya terasa ringan dan bertanya apakah dia akan dipenjara jika bisa mendarat dengan selamat.

Sementara itu, Direktur Utama Alaska Airlines Brad Tilden mengatakan pelaku telah bekerja di Horizon Air selama 3,5 tahun dan memiliki izin untuk mendorong pesawat.

Tilden mengatakan pesawat jenis ini tidak memiliki pintu yang bisa dikunci atau kunci seperti mobil.

"Sistem penerbangan di Amerika adalah kami mengamankan lapangan udara dan kami memiliki kepercayaan bahwa hanya pegawai terpercaya dan memiliki izin yang boleh berada di sana," kata Tilden.

FBI menyebutkan penyelidikan terkait motif pelaku pencurian pesawat yang jatuh di Alaska itu akan melibatkan badan pemerintah dan pihak swasta.

Dua pesawat tempur F-15 lepas landas dari pangkalan militer di Portland, Oregon, dan berada di lokasi dalam hitungan menit. Kedua pesawat ini membawa senjata, namun tidak melepas tembakan.

Juru Bicara Komando Pertahanan Udara Amerika Utara Cameron Hillier mengatakan pilot jet tempur ini dan pengendali lalu lintas udara berupaya membimbing pesawat untuk menuju barat, menjauhi wilayah berpenduduk.

Masih belum jelas bagaimana pelaku bisa membawa pesawat itu ke landasan dan kemudian lepas landas tanpa izin.

Pesawat Bombardier Q400 turboprop dirancang untuk penerbangan jarak pendek dengan kapasitas 76 penumpang.




Credit  cnnindonesia.com