Senin, 13 Agustus 2018

Donald Trump Kecam Insiden Rasisme di Charlottesville


Donald Trump Kecam Insiden Rasisme di Charlottesville
Insiden berdarah di Charlottesvile pada Agustus 2017 menewaskan satu orang dari kelompok anti-fasisme. (Reuters/Joshua Roberts)


Jakarta, CB -- Presiden AS Donald Trump, yang sering dituduh merendahkan warga non-kulit putih, mengecam rasisme pada peringatan satu tahun kerusuhan yang dipicu oleh aksi unjuk rasa neo-Nazi di Charlottesville, Virginia.

Trump dikecam setelah insiden yang menewaskan satu orang itu setelah pada awalnya menolak mengecam kelompok nasionalis berkulit putih yang bersenjatakan obor itu.

Namun, pada Sabtu (11/8) dia menggungah cuitan di akun Twitternya: "Kerusuhan di Charlotessville setahun lalu berakhir dengan pertumpahan darah dan perpecahan yang tak masuk akal."



"Kita harus bersatu sebagai bangsa. Saya mengecam segala bentuk rasisme dan aksi kekerasan. Damai untuk SEMUA warga Amerika!"

Aksi protes setahun lalu ini menggarisbawahi keberanian kelompok ultra kanan di bawah pemerintahan Presiden Trump.

Satu aksi kelompok ultra kanan dijadwalkan berlangsung di depan Gedung Putih pada Minggu (12/8).

Donald Trump Kecam Insiden Rasisme di Charlottesville
Kelompok nasionalis kulit putih melakukan protes pada 2017 atas rencana pemindahan patung-patung Konfederasi termasuk patung Jenderal Robert E. Lee (Reuters/Justin Ide)
Sementara itu, di Charlottesville sekelompok anti-fasis melakukan aksi demonstrasi damai menentang supremasi kulit putih. Warga meletakkan karangan bunga di tempa kenangan korban Heather Heyer yang meninggal setahun lalu.

Senator Mark Warner, dari partai Demokrat yang mewakili negara bagian Virginia, bersikeras bahwa Trump membuka jalan bagi kelompok nasionalis kulit putih untuk menyebarkan "kebencian dan kemunafikan."

"Penyebar kebencian dan kemunafikan ini semakin percaya diri menyampaikan pesan mereka secara terbuka karena seorang presiden menolak untuk mengecam kera mereka secara jelas." tulisnya di Twitter.



Donald Trump Kecam Insiden Rasisme di Charlottesville
Dalam insiden di Charlottesville 2017 Presiden Trump menyalahkan kedua kelompok yang terlibat bentrokan. (Reuters/Joshua Roberts)
"Kita harus memperlihatkan bahwa nilai saling menghormati, keterbukaan dan toleransi satu sama lain adalah nilai-nilai yang membedakan kita sebagai warga negara."

Para pejabat menyatakan keadaan darurat di kota Charlottesville dan negara bagian Virginia agar bisa mengerahkan sumber keamanan negara bagian dan kota untuk menjaga keamanan.

Terlihat petugas keamanan berjaga-jaga di kota itu, barikade beton dipasang sementara mobil patroli berkeliling pusat kota dan hanya dua pintu masuk disediakan bagi pejalan kaki.

Pihak berwenang mengatakan dua orang ditangkap, satu karena melintas tanpa izin dan satu lagi karena perilaku yang mengganggu. Keduanya dibebaskan dengan surat teguran.

Aksi protes tahun lalu terjadi pada 11 Agustus dan ratusan simpatinan neo-Nazi, dengan membawa senjata, meneriakkan slogan-slogan nasionalis kulit putih. Mereka juga membawa obor dalam insiden yang mengingatkan banyak pihak dengan aksi kelompok rasis di Amerika bagian selatan sebelum gerakan Hak Sipil.

Para pengungjuk rasa ini memprotes langkah memindahkan patung pemimpin kelompok Konfederasi, termasuk patung Jenderal Robert E. Lee.

Pada 12 Agustus, terjadi bentrokan antara pendukung neo-Nazi dan kelompok anti-fasis Antifa yang mengenakan seragam serba hitam.

Bentrokan itu mencapai puncak ketika seorang pria menabrakkan mobil ke arah kerumunan kelompok anti-fasis yang menewaskan Heyer dan melukai 19 orang lainnya.

Setelah insiden ini, Trump dikiritik keras ketika pada awalnya dia berusaha menempatkan tanggung jawab moral yang sama kepada kedua kelompok ini dan menolak mengkritik kelompok ekstrim kanan.

Presiden Trump akhirnya menyerah pada tekanan politik dan mengecam kelompok nasionalis kulit putih.

Tetapi beberapa hari kemudian, Donald Trump mengatakan "kedua pihak bertanggung jawab" atas kekerasan di Charlottesville, Virginia ini dengan mengatakan bahwa kelompok anti-fasis datang "dengan tongkat di tangan mereka."

"Menurut saya kedua belah pihak sama-sama bersalah," kata Trump. "Tetapi di sana juga hadir warga yang baik dari kedua kubu."

Trump secara rutin membantah tudingan dia seorang rasis dan pembenci perempuan.

Sebelumnya presiden AS ini mengunggah materi-materi yang senada dengan pandangan kelompok nasionalis kulit putih. Trump mengatakan warga Meksiko yang melintasi perbatasan adalah pemerkosa dan pedanga narkoba, dia pernah juga menyebut Miss Universe keturunan Hispanis sebagai "Miss Pembantu Rumah Tangga" dan menyewa Steve Bannon, tokoh utama dari gerakan baru bernama "alt-right" sebagai ketua kampanye pemenangannya dan pembuat strategi kebijakan dia.




Credit  cnnindonesia.com