WASHINGTON
- Militer Amerika Serikat (AS) mengungkap bahwa pesawat mata-mata P-8A
Poseidon miliknya terbang 16.500 kaki di atas terumbu karang Laut China
Selatan yang diklaim China. Namun, pesawat itu diusir militer Beijing
dengan enam tembakan peringatan.
Hasil pengintaian pesawat AS yang ditunjukkan kepada CNN hari Jumat (10/8/2018) menunjukkan terumbu karang dataran rendah tersebut telah berubah menjadi garnisun dengan bangunan lima lantai, instalasi radar besar, pembangkit listrik dan landasan pacu yang cukup kuat untuk membawa pesawat militer. Angkatan Laut AS tidak mengungkap kapan insiden itu terjadi.
"Pesawat militer AS, ini adalah China...segera pergi dan menjauh untuk menghindari kesalahpahaman," bunyi peringatan militer China selama menembakkan peringatan.
Namun, awak pesawat Washington tetap menjawab peringatan tersebut. "Saya adalah kru angkatan laut Amerika Serikat yang memiliki kekebalan hukum, yang melakukan kegiatan militer yang sah di luar wilayah udara nasional negara pantai mana pun," bunyi respons awak pesawat yang rekamannya diperdengarkan kepada wartawan.
Hasil pengintaian pesawat AS yang ditunjukkan kepada CNN hari Jumat (10/8/2018) menunjukkan terumbu karang dataran rendah tersebut telah berubah menjadi garnisun dengan bangunan lima lantai, instalasi radar besar, pembangkit listrik dan landasan pacu yang cukup kuat untuk membawa pesawat militer. Angkatan Laut AS tidak mengungkap kapan insiden itu terjadi.
"Pesawat militer AS, ini adalah China...segera pergi dan menjauh untuk menghindari kesalahpahaman," bunyi peringatan militer China selama menembakkan peringatan.
Namun, awak pesawat Washington tetap menjawab peringatan tersebut. "Saya adalah kru angkatan laut Amerika Serikat yang memiliki kekebalan hukum, yang melakukan kegiatan militer yang sah di luar wilayah udara nasional negara pantai mana pun," bunyi respons awak pesawat yang rekamannya diperdengarkan kepada wartawan.
"Dalam
melaksanakan hak-hak ini sebagaimana dijamin oleh hukum internasional,
saya beroperasi dengan memperhatikan hak dan kewajiban semua negara,"
lanjut kru pesawat tersebut.
Pesawat P-8A Poseidon terbang di atas sekitar empat pulau buatan China di Spratly. Pulau-pulau buatan di Kepulauan Spratly itu antara lain Subi Reef, Fiery Cross Reef, Johnson Reef, dan Mischief Reef.
Sebelum kru angkatan laut AS diperingatkan, sensor pesawat Poseidon mendeteksi 86 kapal di Subi Reef, termasuk kapal penjaga pantai China.
Letnan Lauren Callen yang memimpin kru tempur dalam penerbangan Angkatan Laut AS mengaku terkejut dengan apa yang dia lihat di pulau-pulau buatan Beijing tersebut. "Itu mengejutkan melihat bandara di tengah lautan," katanya.
Beijing telah menyerukan negara-negara kekuatan Asia untuk terus meningkatkan kehadiran militernya di Laut China Selatan guna melindungi kedaulatannya.
China selama ini menyalahkan Washington dan sekutu-sekutunya karena kerap patroli di wilayah sengketa tersebut. Beijing menganggap patroli AS merupakan provokasi dan menjadi pembenar bagi China untuk meningkatkan kehadiran militernya di Laut China Selatan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Cina Hua Chunying meledek patroli AS di Laut China Selatan. "Dengan melakukan apa yang disebut militerisasi China di Laut China Selatan, orang-orang tertentu di AS sedang menggelar lelucon seorang pencuri yang menangis 'menghentikan pencuri'," katanya.
"Ini jelas bagi mata yang lebih tajam bahwa siapa yang militerisasi Laut China Selatan," ujarnya.
Pesawat P-8A Poseidon terbang di atas sekitar empat pulau buatan China di Spratly. Pulau-pulau buatan di Kepulauan Spratly itu antara lain Subi Reef, Fiery Cross Reef, Johnson Reef, dan Mischief Reef.
Sebelum kru angkatan laut AS diperingatkan, sensor pesawat Poseidon mendeteksi 86 kapal di Subi Reef, termasuk kapal penjaga pantai China.
Letnan Lauren Callen yang memimpin kru tempur dalam penerbangan Angkatan Laut AS mengaku terkejut dengan apa yang dia lihat di pulau-pulau buatan Beijing tersebut. "Itu mengejutkan melihat bandara di tengah lautan," katanya.
Beijing telah menyerukan negara-negara kekuatan Asia untuk terus meningkatkan kehadiran militernya di Laut China Selatan guna melindungi kedaulatannya.
China selama ini menyalahkan Washington dan sekutu-sekutunya karena kerap patroli di wilayah sengketa tersebut. Beijing menganggap patroli AS merupakan provokasi dan menjadi pembenar bagi China untuk meningkatkan kehadiran militernya di Laut China Selatan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Cina Hua Chunying meledek patroli AS di Laut China Selatan. "Dengan melakukan apa yang disebut militerisasi China di Laut China Selatan, orang-orang tertentu di AS sedang menggelar lelucon seorang pencuri yang menangis 'menghentikan pencuri'," katanya.
"Ini jelas bagi mata yang lebih tajam bahwa siapa yang militerisasi Laut China Selatan," ujarnya.
Kawasan Laut China Selatan jadi sengketa antara China, Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia dan Brunei. AS tidak memiliki klaim atau terlibat sengketa, namun Washington menghendaki kebebasan navigasi di kawasan itu ditegakkan.
Credit sindonews.com