Kamis, 09 November 2017

Pertemuannya dengan Israel Terungkap, Menteri Inggris Mundur


Priti Patel
Priti Patel



CB, LONDON -- Menteri kabinet Inggris Priti Patel mengundurkan diri pada Rabu (8/11) menyusul terungkapnya pertemuan rahasia Patel dengan pejabat Israel. Pertemuan itu berlangsung saat iaberlibur ke Israel awal tahun ini.

Mundurnya Patel disinyalir akan melemahkan Perdana Menteri (PM) Theresa May yang sedang berusaha menegaskan kembali kewibawaannya yang berkurang saat melakukan negosiasi dengan Brexit.

Patel, juru kampanye Brexit yang populer di kalangan Partai Konservatif, harus buru-buru pulang dari lawatannya ke Afrika ketika pertemuan rahasianya terungkap publik.

Ia dipanggil oleh PM Theresa May untuk menjawab pertanyaan mengenai pertemuan yang melanggar protokol diplomatik itu. May mengatakan, pihaknya tidak mengetahui pertemuan itu.

Usai pertemuan yang tergesa-gesa, May mengeluarkan surat pengunduran diri Patel dari menteri.

Patel mengatakan bahwa tindakannya di Israel telah melanggar standar tinggi yang diwajibkan jabatannya. Patel juga menyampaikan permintaan maaf kepada pemerintah atas apa yang telah terjadi.

"Meski tindakan saya dimaksudkan dengan niat baik, tindakan saya juga berada di bawah standar transparansi dan keterbukaan yang telah saya promosikan dan anjurkan," tulis Patel dalam suratnya, dilansir dari Reuters, Kamis (9/11).

Dalam aturan protokoler Inggris, seorang menteri kabinet biasanya mengadakan pertemuan melalui perwakilan kantor luar negeri dan didampingi oleh pejabat terkait. Kunjungan dengan orang-orang Israel biasanya juga akan diimbangi dengan pertemuan dengan orang-orang Palestina.

Tidak jelas siapa yang akan menggantikan Patel. Tapi, seperti dilansir dari Reuters, ini adalah pengunduran diri kedua di kabinet PM May dalam sepekan terakhir.

Pertemuan Patel dengan pejabat Israel dan kunjungannya ke rumah sakit lapangan Israel di Dataran Tinggi Golan, telah meningkatkan tekanan pada perdana menteri Inggris ini.


Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Kisruh Pertemuan Rahasia di Israel, Menteri Inggris Mundur


Kisruh Pertemuan Rahasia di Israel, Menteri Inggris Mundur
Pemerintahan Theresa May kembali terguncang setelah salah satu menterinya kembali terlibat skandal dan mengundurkan diri. (Reuters/Toby Melville)


Jakarta, CB -- Menteri pemerintahan Inggris Priti Patel mengundurkan diri di tengah kisruh soal pengungkapan pertemuan rahasianya dengan sejumlah pejabat Israel.

Menteri bidang bantuan internasional itu sempat dipanggil pulang ke Inggris dari Kenya oleh Perdana Menteri Theresa May setelah diketahui bertemu dengan para pejabat Israel saat berlibur musim panas. Tindakan itu merupakan pelanggaran protokol yang signifikan.

Dalam kunjungan yang dia ongkosi sendiri itu, Patel bertemu dengan sejumlah politikus dan organisasi, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Yuval Rotem, pejabat senior Kementerian Luar Negeri Israel.


Dia juga bertemu dengan Yair Lapid, kepala Yesh Latid, salah satu mitra koalisi Netanyahu, yang berkicau di Twitter mengenai pertemuannya. Demikian dilaporkan CNN pada Rabu (8/11).

Pengunduran diri Patel akan membuat pemerintahan konservatif May semakin kacau menyusul langkah serupa dari Michael Fallon, pekan lalu. Menteri perhanan itu mundur setelah dijerat skandal pelecehan seksual di Westminster.

Lebih parah, wakil de facto May, Damian Green, terpaksa menampik tudingan bahwa sempat ditemukan barang porno “ekstrem” di komputer kerjanya pada 2008 lalu.

Belum lagi, mantan menteri pemerintahan Wales, Carl Sargeant, yang dipecat pada pekan lalu, ditemukan meninggal dunia pada Selasa. Ia diduga bunuh diri.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Boris Johnson dituntut menarik pernyataannya soal perempuan Inggris-Iran, Nazanin Zaghari Ratcliffe, yang dipenjara di Iran karena tudingan spionase.

Serangkaian skandal ini mengganggu May yang telah gagal mendapatkan mayoritas umum pada pemilihan Juni lalu dan masih mesti berurusan dengan negosiasi Brexit.

Pemerintahannya juga terus ditekan Partai Buruh agar merilis dokumen rahasia soal dampak ekonomi pengunduran diri dari Uni Eropa.






Credit  cnnindonesia.com