Senin, 14 Desember 2015

Iran Mulai Cari Calon Pemimpin Tertinggi Pengganti Khamenei


Iran Mulai Cari Calon Pemimpin Tertinggi Pengganti Khamenei 
 Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, merupakan panglima tertinggi angkatan bersenjata dan berhak menunjuk kepala pengadilan. Pengisian sejumlah posisi menteri di sektor yang penting harus mendapatkan persetujuannya. (Reuters/leader.ir)
 
Jakarta, CB -- Sebuah komite di Iran tengah memeriksa sejumlah calon potensial untuk menjadi Pemimpin Tertinggi berikutnya menggantikan Ayatollah Ali Khamenei. Mantan presiden Iran, Akbar Hashemi Rafsanjani disebut-sebut sebagai calon yang paling potensial.

Pembicaraan soal pencarian Pemimpin Tertinggi selalu dianggap tabu oleh publik Iran. Bahkan setelah Khamenei, 75, menjalani operasi kanker prostat tahun lalu, diskusi soal tentang siapa yang akan menggantikannya tak santer terdengar, karena dianggap berisiko untuk melemahkan tokoh paling kuat di Iran.


Namun, menjelang pemilihan Majelis Ahli, lembaga untuk para ulama yang akan menunjuk Pemimpin Tertinggi yang akan digelar pada Februari 2016 mendatang, diskusi soal suksesi Pemimpin Tertinggi di Republik Islam itu tak terelakkan.

Presiden Iran, Hassan Rouhani dan sekutunya berharap mereka memeroleh popularitas usai berhasil mencapai kesepakatan nuklir dengan enam negara besar dunia. Kesepakatan nuklir dapat berujung kepada sejumlah pencabutan sanksi untuk Iran. Dengan kesepakatan ini, Rouhani berharap dapat memenangkan mayoritas kursi di majelis, dan pemilihan parlemen yang akan diselenggarakan pada hari yang sama.

"Majelis Ahli akan bertindak ketika pemimpin baru harus ditunjuk. Mereka sedang mempersiapkan hal itu dan tengah memeriksa calon potensial," kata Hashemi, sekutu kuat Rouhani, seperti dikutip kantor berita ILNA pada Minggu (13/12).

"Mereka menunjuk sebuah kelompok yang akan merinci siapa saja yang memenuhi syarat untuk dijadikan kandidat dalam pemungutan suara [oleh Majelis Ahli], pada waktunya," katanya menambahkan.

Majelis Ahli terdiri dari 82 ulama terpilih yang bertugas memberikan suara dalam pemungutan suara, mengawasi dan bahkan mendiskualifikasi Pemimpin Tertinggi.

Majelis Ahli dipilih oleh rakyat kira-kira setiap 10 tahun sekali. Nama Rafsanjani santer digaungkan sebagai calon yang potensial oleh pendukungnya, kemungkinan untuk menarik dukungan publik dalam pemilu.

Pada dekade terakhir, para pejabat konservatif mendapatkan kursi yang lebih banyak di Majelis Ahli maupun di parlemen, karena semua calon diperiksa oleh Dewan Pelindung, yang para anggotanya dipilih secara langsung maupun tidak langsung oleh Pemimpin Tertinggi untuk menafsirkan konstitusi.

Pemimpin Tertinggi merupakan panglima tertinggi angkatan bersenjata dan berhak menunjuk kepala pengadilan. Pengisian sejumlah posisi menteri di sektor yang penting harus mendapatkan persetujuannya.

Pemimpin Tertinggi juga memiliki peran besar dalam kebijakan luar negeri Iran, termasuk soal program nuklir. Sementara, presiden Iran memiliki lebih sedikit kekuasaan dibanding Pemimpin Tertinggi.

Khamenei merupakan Pemimpin Tertinggi kedua Iran, yang dipilih pada 1989 ketika Ayatollah Khomeini meninggal.

Rafsanjani menyatakan bahwa Majelis Ahli yang akan terpilih akan terbuka untuk menunjuk "sebuah dewan pemimpin jika diperlukan," bukan seorang Pemimpin Tertinggi tunggal.

Rouhani dan Rafsanjani merupakan anggota Majelis Ahli dan diharapkan menjadi kandidat potensial dalam pemilu berikutnya.

Pekan lalu, santer terdengar bahwa Hassan Khomeini, cucu Ayatollah Khomeini, pendiri Revolusi Iran tahun 1979, juga akan menjadi kandidat yang potensial. Hassan, yang memiliki hubungan dekat dengan Hashemi dan Rouhani, akan menjadi keturunan Khomeini pertama untuk berpartisipasi sebagai kandidat potensial dalam pemungutan suara mendatang.


Credit CNN Indonesia