Jumat, 04 Desember 2015

Ini Isi Kerja Sama Pembuatan Pesawat PT DI dan Korea

Ini Isi Kerja Sama Pembuatan Pesawat PT DI dan Korea

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, saat berbicara di depan awak media, di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa, 26 Mei 2015. Wawasan kebangsaan dalam kurikulum pendidikan ini diharapkan dapat diterapkan dari usia dini. TEMPO/Imam Sukamto
 
CB, Jakarta - Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia memberikan penjelasan rinci mengenai kerja sama dengan pihak Korea Aerospace Industries asal Korea Selatan. "Kami akan kirim 200 orang lebih engineer ke Korea," kata Budi Santoso, saat ditemui di kantor Kementerian Pertahanan, pada Jumat 4 Desember 2015.

Budi memberikan keterangan bahwa kerjasama ini adalah untuk menciptakan sebuah purwarupa dari pesawat terbang yang nantinya akan diproduksi di negara masing-masing. "Mengenai desain akan dilakukan di Korea, orang kami akan ikut dalam proses itu," ujarnya.

Direktur Korea Aerospace Industries, Ha Sung Young, mengatakan bahwa kerja sama yang terjadi adalah kolaborasi antara dua lembaga. Mengenai pembagian kerja, diketahui ini adalah proyek bersama-sama. "Cost share 20 persen Indonesia, dan 80 persen Korea," ucapnya.

Mengenai pembuatan prototype dari pesawat ini akan lebih sering dilakukan di Korea, sedangkan pembuatan prototype di Indonesia hanya akan dilakukan sekali. "1-4 di sana (Korea), yang kelima di Indonesia," Budi Santoso menjelaskan.

Kerjasama yang memakan biaya sebesar US$ 7,8 Milyar ini juga didukung oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, ia mengatakan bahwa proyek ini adalah proyek jangka panjang, karena itu tidak boleh berhenti meski ia nanti tak lagi menjabat.

"Ini kan baik, kenapa harus ditunda-tunda lagi, ini buat bangsa. Masa bangsa kita enggak bisa buat pesawat," Ryamizard menuturkan. Bagi Ryamizard yang paling penting adalah bagaimana anak bangsa memiliki penguasaan di bidang teknologi.

Ia sendiri mengingkan bahwa pada tahun 2019 harus sudah ada purwarupa yang dihasilkan oleh kerja sama ini. Sedangkan Direktur Utama PT DI berharap pesawat tersebut sudah mulai bisa beroperasional pada 2028.

Credit  TEMPO.CO